Latest Articles

September 27, 2012

Yakin saja..., Lalu Training Sukses! Mudah bukan...

Saya masih ingat ketika awal berhadapan dengan peserta training. waktu itu yang saya hadapi adalah training outdoor. Sungguh saya rasakan berbeda. Berbeda dari pada berdiri di depan kelas memberikan presentasi, berbeda ketika sekedar melakukan diskusi kelompok, atau bahkan rasanya berbeda ketika rasanya memberikan sambutan dalam sebuah acara.

Kaki sedikit gemetar, jantung berdegup kencang, dan suasana jadi terasa kalut.

Mungkin itu biasa terjadi kepada hampir setiap orang yang pertama kali melakukan sesuatu. dan kali ini saya kaitkan ketika pertama kali menjadi fasilitator dalam training.

kemampuan kita terasa di tantang, belajar kita yang teoritis tentang training seakan diuji hari itu.

Tapi saya belajar satu hal. Bahwa keyakinan kita bisa melakukan sangat berpengaruh pada kondisi kita saat menghadapi situasi semacam itu. Yang yakin saja.., kadang masih sulit menghilangkan gemetaran, apalagi yang tidak yakin (semoga tidak pingsan, hehehe).

Yah...
salah satu kunci untuk berhasil menjadi trainer (barangkali untuk semua bidang), adalah keyakinan.
Keyakinan menuntun kita untuk tenang dan menuntun kepada kemampuan pengendalian diri (self-control) yang lebih baik, yang akan mendukung perilaku-perilaku kita.

Ketika anda gugup bertemu peserta, YAKIN saja bahwa anda adalah trainer yang handal.
Ketika anda kurang percaya diri, YAKIN saja dengan posisi anda sebagai Trainer
Ketika anda mulai panik, YAKIN saja anda mampu mengendalikan keadaan
Ketika anda mulai bingung, YAKIN saja bahwa yang anda lakukan benar
Ketika anda benar-benar bingung, ya... bertanyalah pada yang lebih tahu (hehehe)

tapi intinya, keyakinan memberikan kita kesempatan untuk menciptakan suasana internal yang membangun di dalam diri kita.
tentu kita bukan anak-anak lagi, yang akan percaya bahwa ketika kita yakin skill kita akan meningkat begitu saja layaknya super saiya. tidak. skill di dapat dari belajar. namun skill yang telah kita dapatkan bisa tiba-tiba sulit dimunculkan dan tiba-tiba hilang begitu kita tidak yakin.

mungkin banyak orang yang kehilangan kemampuan berbicaranya, ketika pertama kali berhadapan dengan ribuan pendengar. padahal ia sudah berlatih sekian lama.

pengaruh lingkungan baru memang sangat mempengaruhi faktor psikis kita. namun dengan menyadarkan diri, dan meyakinkan diri, kita kan mampu mengontrol diri kita menunjukkan performa terbaik kita.

coba saja, dan anda akan kaget ketika dengan cepat training berakhir, DAN anda ketagihan untuk melakukannya lagi.

YAKIN saja, karena Anda TRAINERnya. PESERTA hanya percaya pada TRAINER yang meYAKINkan
sumber: http://2.bp.blogspot.com

read more

Rumus Trainer Hebat = Menjadi Diri Sendiri + Belajar

Dunia training sudah merebak bagai jamur. Orang dengan latar belakang apapun, dari mana pun, dengan berbagai jenis pendidikan bisa menjadi trainer. baik itu indoor atau outdoor. Jadi tidak aneh jika kita melihat kenyataan banyak sekali trainer atau pembicara besar baru yang bermunculan setiap tahunnya, bahkan setiap semesternya.

Namun, hal itu justru menjadi salah satu bukti bahwa dunia training masih akan berkembang lebih dahsyat lagi. di banyak tempat, di berbagai kota, propinsi, dan berbagai negara. Luar biasanya, trainer yang hebat bisa menjadi model bagi para trainer yang notabene masih belajar.

Bagi kita yang belajar menjadi trainer, sangat disarankan untuk melihat banyak contoh dari trainer-trainer yang telah sukses. Banyak hal yang bisa di modelling. cara menyampaikan, cara belajar, cara mencari market, dan bentuk lainnya. Karena kita akan lebih mudah untuk sukses, dengan mengikuti model sukses.

Namun ada RAMBU-RAMBU yang perlu diperhatikan.
Anda boleh melakukan modeling, namun yang sangat penting yang harus diingat, Bahwa setiap trainer itu punya karakteristik masing-masing. termasuk anda. dan kita manusia memang di lahirkan secara berbeda baik fisik maupun kepribadian. bahkan anak kembar pun akan memiliki perbedaan spesifik di antara mereka.

Apalagi antar trainer. apalagi anda dan trainer manapun.
sudah pasti berbeda. latar belakang, kebiasaan, fisik, kepribadian, penampilan, dan lainnya.

Jadi, segiat apapun anda melakukan modelling jangan anda tinggalkan apa yang menjadi karakteristik anda. Jangan begitu anda melihat ada trainer yang sukses dengan gaya motivasi dan suara keras, anda mengikuti. padahal anda termasuk orang dengan karakteristik suara lembut dan tidak suka teriak-teriak.

Para trainer, jadilah diri anda sendiri.
(Bahkan ini bisa jadi judul training)

Anda punya karakteristik tersendiri sebagai trainer. yang bisa jadi bisa sama atau berbeda dengan trainer lainnya. Tidak masalah melihat bagaimana trainer lain memberi training. bagaimana gaya nya, cara nya, atau penampilannya. kalau itu cocok bagi anda dan sesuai dengan karakteristik anda silakan untuk dilanjutkan. kalau anda merasa kurang pas, Jadilah diri anda, jangan memaksakan untuk malakukan imitasi.

Mario teguh, punya gaya bahasa yang khas.
Ippho santoso, punya cara yang khas
Andre Wongso, punya karakteristik suara yang membahana
sumber: http://3.bp.blogspot.com/
Bong Candra, beda lagi bukan.

mereka para trainer sukses. tapi yang sama-sama sukses ternyata karakter panggung nya demikian berbeda.

Jadi kalau anda ingin jadi trainer hebat. anda bisa belajar dari mereka. namun bukan sekedar untuk imitasi. tetaplah jadi diri anda sendiri dan karakteristik training yang anda bawakan.

Anda justru terlihat hebat saat menjadi diri sendiri, bukan bertopeng orang lain. orang lain bisa saja sukses dengan karakteristik tertentu, tapi Anda akan sukses dengan karakteristik anda

Jadi rumusnya, tetap jadi diri sendiri, tetap miliki semangat untuk belajar.
Dan selamat menjadi trainer Hebat
read more

September 25, 2012

DETERMINE 2# (Kickpatrik, Level of Evaluation)

sumber : http://meds.queensu.ca
evaluasi internal sudah,
sekarang kita lihat evaluasi dari peserta.

Kickpatrick, seorang trainer profesional membagi level evaluasi.
level 4# Result/hasil (level tertinggi)

level 3# Behavior/Perilaku
level 2# Learning/Pembelajaran
level 1# Reaksi Peserta


level 1#, mengevaluasi reaksi peserta. maksudnya bagaimana perasaan peserta selama mengikuti training (senang, bosan, atau mungkin biasa saja). Bagaimana pula penilaian peserta kepada trainer (apakah sesuai harapan, kurang puas, dan lainnya). atau Bagaimana penilaian tentang keseluruhan acara (mungkin bagus untuk diadakan lagi, atau mereka senang karena sudah selesai). berbagai pertanyaan bisa diberikan kepada peserta, untuk mengetahui bagaimana respon mereka. biasanya dibuat dalam bentuk skala.


lebih tinggi lagi, level 2# menilai apakah peserta telah belajar dari training yang diberikan. Beberapa pertanyaan bisa dimunculkan. Apa yang telah anda pelajari, Bagimana jika..., Mengapa ..., dan lain sebagainya. ini akan mengevaluasi sejauh mana peserta belajar dari training yang diberikan. semakin baik yang dipelajari peserta semakin sukses suatu training. kalau peserta masih belum bisa menangkap apa yang dipelajari dalam training ini, berarti ada sesuatu yang salah.


lebih tinggi lagi level 3#, di mana peserta akan dinilai perubahan perilakunya. bukan saja perilaku. ingat... (semoga anda sudha membaca), training itu menciptakan knowledge (pengetahuan), attitude (sikap), behavior (perilaku), bisa salah satu, dua, atau ketiga-tiganya. tergantung tujuan training. nah, kalau seharusnya setelah training, perilaku peserta jadi lebih disiplin misalnya, maka di cek apakah itu sudah terjadi. hal ini tentu saja tidak bisa di cek langsung setelah training. namun dipantau selama beberapa bulan pasca training. Training sukses jika ada perubahan pada diri peserta.


level tertinggi adala yang ke 4#, di mana organisasi atau perusahaan bersangkutan membuktikan hasil dari training. apakah training yang telah dilakukan dapat meningkatkan kualitas organsasi, efektivitasnya, atau bahkan profitnya. Tidak semua training mampu mengevaluasi sampai tahap ini. bahkan tahap ketiga pun sudah cukup sulit. kebanyakan pelatihan hanya menilai level 1 da 2.
tentu evaluasi ini akan menunjukkan, seberapa untung suatu organisasi atau perusahaan yang telah menggunakan jasa training.
maka dalam training profesional, ada perhitungan ROI (Return of Invesment), yaitu besar keuntungan dengan menginvestasikan dana dalam bentuk training. dan hal ini sepertinya tidak akan kita pelajari di sini, karena cukup rumit. karena ini seperti mengkonversi hasil training ke dalam bentuk uang.


yang pasti jika anda belum mampu pada tahap ke empat, anda bisa sampai pada tahap ketiga. karena level 3# tersebut sudah merepresentasikan hasil training yang ada.
namun semua kembali kepada anda dan perjanjian dengan perusahaan. apakah di awal perusahaan minta ada evaluasi atau tidak.
kalau perusahaan tidak meminta evaluasi pun, anda bisa tetap memberikan evaluasi level 1# dan 2# untuk keperluan anda. sebagai feed back dari perserta kepada tim anda dan training yang telah terlaksana.


Kalau sudah evaluasi kita tahu mana yang hebat, mana yang kurang. maka untuk kebaikan selanjutnya, tingkatka kehebatannya dan kikis kekurangannya.


tidak ada manusia yang sempurna, yang sempurna hanyalah Tuhan, tetapi tidak pernah salah kita berusaha untuk sempurna


selamat training
read more

DETERMINE 1# (Membuatnya Lebih baih Kini dan Nanti)

Akhirnya, berhasil juga menyesaikan proses deliver yang menengangkan.
anda puas akan hasilnya.

bisa jadi anda begitu puas dan antusias.
pengalaman pertama, akhir yang menyenangkan, atau respon yang baik dari peserta.
namun barangkali bisa jadi trauma bagi anda, karena anak-anak yang outbound dengan anda hampir hanyut di sungai (semoga tidak terjadi)

Nah dalam sesi berikutnya, kita kan berbicara tentang Evaluasi.
ya, Determine sebagai langkah terakhir artinya melakukan evaluasi terhadap apa yang telah anda lakukan.

hayoo... apa yang sudah anda lakukan..
ya tentu saja training..

Evaluasi penting, tentu saja untuk berbagai kegiatan yang tidak hanya training saja.

Fungsinya untuk menilai semua aspekdari training yang sudah berlangsung.
mulai dari aspek persiapan, pelaksanaan, hingga sesi akhir training, bahkan paska training.

jadi evaluasi dapat meliputi evaluasi internal dan eksternal.

Evaluasi internal adalah evaluasi kegiatan training yang menjadi tanggung jawab kita.
dari persiapan hingga melaksanakan. barangkali ada masalah dengan klien di awal, kesulitan membuat konsep, ada barang yang tertinggal, kesalahan, atau malah berbagai hal yang baik-baik dari tim anda. anda berhasil membuat orang yang awalnya canggung jadi ekspresif, atau anda berhasil menguasai peserta dengan sedemikian baiknya.
semua evaluasi yang bisa diAMATI

semuanya..
untuk memberikan penilaian atas training kita, sehingga kita tahu kelebihan dan kelemahan, entah itu keseluruhan kegiatan, personal trainer, atau kondisi di lapangan. sehingga yang baik bisa di latih terus dan ditingkatkan, yang menjadi kelemahan dapat dikurangi dan dihilangkan untuk training ke depan.

evaluasi training juga meliputi evaluasi eksternal.
yaitu evaluasi dari dan kepada peserta.

Kickpatrick, seorang trainer profesional membagi level evaluasi.
level 4# Result/hasil (level tertinggi)
level 3# Behavior/Perilaku
level 2# Learning/Pembelajaran
level 1# Reaksi Peserta

bagaimana penjelasan dari level-level tersebut

lanjutkan membaca vol.2  
DETERMINE 2# (Kickpatrik, Level of Evaluation)
read more

DELIVER (Seni Memberi yang tak Sekedar Memberi)

sumber: http://clearedinc.webs.com
Langkah pertama, melakukan diagnosa
Langkah kedua, men-desain training

Selanjutnya, adalah action..
ini adalah waktunya, di mana diagnosa kita akan diuji dan desain kita akan dibuktikan keampuhannya.

Wow,, sungguh-sungguh berharga moment yang satu ini.
moment di mana kita, para trainer bertemu langsung dengan orang-orang yang sudah kita dalami profilnya. orang-orang yang kita mungkin belum pernah bertatap muka dengan mereka, tapi sudah kita buatkan konsep acara yang hebat buat mereka

DELIVER.. berarti menyampaikan, mengantar, memberi.
kalau dipanjangkan, maka akan menghasilkan deskripsi bahw deliver adalah menyampaikan training sesuai dengan konsep training yang telah dibuat.

Jadi konsep yang tadinya hanya teori praktis dan beberapa imajinasi, kini akan ditunjukkan secara praktek. menarik bukan. kalau anda baru dalam memberi training, pasti akan begitu berharapnya konsep yang sudah susah payah anda buat, sukses besar. bukan saja yang baru, trainer yang sudah berpengalaman menaruh harapan besar pada proses deliver ini.

karena konsep yang dibuat hanya akan menjadi omomg kosong, jika deliver nya gagal. karena diagnosa yag dibuat hanya akan menjadi informasi belaka, jika deliver jauh dari baik.

Ibarat membuat kue. bahan sudah ada (informasi), komposisi sudah lengkap, dan panduan pembuatan sudah siap. namun kue yang dibuat terlalu banyak telur, atau hangus, atau tidak bantet. Pelaksanaan tidak sesuai dengan panduan, hasil tidak seperti yang diharapkan, dan bahan baku sudah terpakai untuk kue yang salah jadi itu.

Jadi pelaksanaan training menjadi moment penting,

Ini saya sebut sebagai moment memberi, tapi tidk sekedar memberi, karena butuh banyak seni (baca: skill) untuk membuatnya berhasil.

seorang trainer harus dibekali dengan banyak hal untuk sukses dalam hal ini, dan tentu saja JAM TERBANG (pengalaman) menjadi salah satu faktor penting.

#skill berkomunikasi
#skill management kelompok
#skill public speaking
#skill mengkreasikan acara
#skill membangun trust dengan peserta
#skill improvisasi
#skill memandu
#skill mengarahkan
#skill membuat slide
#skill memasang instalasi dalam game
#skill memotivasi

#dan daftarnya masih panjang untuk dilanjutkan.

Inilah pembuktian dari seni training. Penguasaan kelas/forum, pembangkitan semangat, ataupun sharing yang berkualitas. di sini akan terlihat kualitas trainer, di lapangan sebenarnya.

Proses ini tidak bisa sekedar dipelajari dengan teori.
namun PRAKTEK, praktek, praktek, dan praktek.

semakin anda banyak aktif dalam deliver sesungguhnya, anda akan semakin terbiasa dan skill anda meningkat.
seseorang akan mencapai tingkat profesional setelah melewati 10.000 jam, untuk belajar hal-hal yang menjadi bidangnya.

Anda ingin hebat dalam DELIVER, belajarlah lalu praktikkan.

jika anda tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan peserta langsung, belajarlah dengan cara roleplay atau simulasi. memang sederhana rumusnya, praktikkan dan jadilah kreatif.

semakin anda BELAJAR, semakin anda PRAKTEK, semakin anda HEBAT
read more

September 24, 2012

Outbound itu TRAINING, Nggak Percaya ??

Training itu apa sih..?
Training itu secara ringkas adalah proses merubah pemikiran, sikap, dan perilaku, dari yang tidak diharapkan menuju yang yang diharapkan.

Lalu, jika ditanya, apa itu Outbound..?
apa jawaban anda?
kegiatan bermain, bersenang-senang, refreshing, ada game-gamenya, basah, lelah, tapi tambah akrab, dan sarana melepas stress dari dunia nyata, bla..bla...bla.............

jawaban yang barang kali akan panjang.

Tapi jika saya katakan pada anda, bahwa OUTBOUND itu TRAINING.. apakah anda percaya?

ya.. karena memang demikian adanya.. Outbound itu pada dasarnya adalah salah satu dari jenis Training.

Ada berbagai macam jenis training. Ada tipe seminar, On the Job Training, Magang, Simulasi, Roleplay, Studi kasus, Games, Modeling, Training Kelompok, Adventure Training, dll. Adventure Training itulah yang secara bahasa sehari-hari disebut Outbound.

Adventure Training adalah training berbau lapangan. Rafting, rapelling, sampai yang permainan low-impact seperti spider web, perang air, dan sebagainya.

Game itu sendiri hanya sebuah sarana. sama seperti ketika dalam training indoor, ada trainer yang memakai video, cerita, puisi barangkali, dan lain sebagainya, yang itu semua hanya media untuk menyampaikan pesan kepada peserta.

begitu juga game, adalah media penyampai pesan kepada peserta. Kelebihan dari Outbound adalah, trainer yang berkualitas telah mendesain sedemikian rupa permainan yang ada, sehingga akan memberikan pengalaman nyata bagi peserta. Maksud dari pengalaman nyata adalah peserta diajak untuk langsung merasakan bagaimana rasanya bekerja sama, berkorban, dan berkomunikasi dalam tim.

Yang kemudian, pengalaman-pengalaman ini akan diangkat ke permukaan dengan teknik tertentu yang dilakukan trainer. entah diskusi, menunjukkan foto, menciptakan suasan, atau lainnya. sehingga proses pemahaman disertai langsung oleh kesadaran tentang rasa dan cara melakukan. misal orang diajarkan tentang sikap tanggung jawab. dalam game yang didesain untuk melihat masalah tanggung jawab, peserta akan mengerti rasanya memiliki tanggung jawab dalam sebuah game. ia merasakan simulasi tanggung jawab. ketika trainer memaparkan tentang teorinya, secara fisik ia sudah tahu karena sudah merasakan. tinggal bagaimana cara trainer, menginternalisasikan apa yang telah diperoleh peserta, agar apa yang telah dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan di kantor atau organisasi.

Jadi Game hanya media belajar saja.
dan Outbound adalah bagian dari cara-cara Training.
Bisa saja materi tentang tanggung jawab tadi diberikan dalam training indoor.
atau bisa juga digabungkan dengan sesi outbound dan sesi indoor.

semua tergantung apa yang akan dituju, bagaimana kondisi dan situasinya.
Intinya, tujuan utama memilih cara Training adalah untuk mencapai efektivitas mencapai tujuan yang diharapkan.

jadi OUTBOUND itu TRAINING juga..

sumber: http://www.solutionsdeveloped.co.uk

______________________________________________________
read more
Blogger Template by Clairvo