September 27, 2012

Yakin saja..., Lalu Training Sukses! Mudah bukan...

Saya masih ingat ketika awal berhadapan dengan peserta training. waktu itu yang saya hadapi adalah training outdoor. Sungguh saya rasakan berbeda. Berbeda dari pada berdiri di depan kelas memberikan presentasi, berbeda ketika sekedar melakukan diskusi kelompok, atau bahkan rasanya berbeda ketika rasanya memberikan sambutan dalam sebuah acara.

Kaki sedikit gemetar, jantung berdegup kencang, dan suasana jadi terasa kalut.

Mungkin itu biasa terjadi kepada hampir setiap orang yang pertama kali melakukan sesuatu. dan kali ini saya kaitkan ketika pertama kali menjadi fasilitator dalam training.

kemampuan kita terasa di tantang, belajar kita yang teoritis tentang training seakan diuji hari itu.

Tapi saya belajar satu hal. Bahwa keyakinan kita bisa melakukan sangat berpengaruh pada kondisi kita saat menghadapi situasi semacam itu. Yang yakin saja.., kadang masih sulit menghilangkan gemetaran, apalagi yang tidak yakin (semoga tidak pingsan, hehehe).

Yah...
salah satu kunci untuk berhasil menjadi trainer (barangkali untuk semua bidang), adalah keyakinan.
Keyakinan menuntun kita untuk tenang dan menuntun kepada kemampuan pengendalian diri (self-control) yang lebih baik, yang akan mendukung perilaku-perilaku kita.

Ketika anda gugup bertemu peserta, YAKIN saja bahwa anda adalah trainer yang handal.
Ketika anda kurang percaya diri, YAKIN saja dengan posisi anda sebagai Trainer
Ketika anda mulai panik, YAKIN saja anda mampu mengendalikan keadaan
Ketika anda mulai bingung, YAKIN saja bahwa yang anda lakukan benar
Ketika anda benar-benar bingung, ya... bertanyalah pada yang lebih tahu (hehehe)

tapi intinya, keyakinan memberikan kita kesempatan untuk menciptakan suasana internal yang membangun di dalam diri kita.
tentu kita bukan anak-anak lagi, yang akan percaya bahwa ketika kita yakin skill kita akan meningkat begitu saja layaknya super saiya. tidak. skill di dapat dari belajar. namun skill yang telah kita dapatkan bisa tiba-tiba sulit dimunculkan dan tiba-tiba hilang begitu kita tidak yakin.

mungkin banyak orang yang kehilangan kemampuan berbicaranya, ketika pertama kali berhadapan dengan ribuan pendengar. padahal ia sudah berlatih sekian lama.

pengaruh lingkungan baru memang sangat mempengaruhi faktor psikis kita. namun dengan menyadarkan diri, dan meyakinkan diri, kita kan mampu mengontrol diri kita menunjukkan performa terbaik kita.

coba saja, dan anda akan kaget ketika dengan cepat training berakhir, DAN anda ketagihan untuk melakukannya lagi.

YAKIN saja, karena Anda TRAINERnya. PESERTA hanya percaya pada TRAINER yang meYAKINkan
sumber: http://2.bp.blogspot.com

0 comments:

Rumus Trainer Hebat = Menjadi Diri Sendiri + Belajar

Dunia training sudah merebak bagai jamur. Orang dengan latar belakang apapun, dari mana pun, dengan berbagai jenis pendidikan bisa menjadi trainer. baik itu indoor atau outdoor. Jadi tidak aneh jika kita melihat kenyataan banyak sekali trainer atau pembicara besar baru yang bermunculan setiap tahunnya, bahkan setiap semesternya.

Namun, hal itu justru menjadi salah satu bukti bahwa dunia training masih akan berkembang lebih dahsyat lagi. di banyak tempat, di berbagai kota, propinsi, dan berbagai negara. Luar biasanya, trainer yang hebat bisa menjadi model bagi para trainer yang notabene masih belajar.

Bagi kita yang belajar menjadi trainer, sangat disarankan untuk melihat banyak contoh dari trainer-trainer yang telah sukses. Banyak hal yang bisa di modelling. cara menyampaikan, cara belajar, cara mencari market, dan bentuk lainnya. Karena kita akan lebih mudah untuk sukses, dengan mengikuti model sukses.

Namun ada RAMBU-RAMBU yang perlu diperhatikan.
Anda boleh melakukan modeling, namun yang sangat penting yang harus diingat, Bahwa setiap trainer itu punya karakteristik masing-masing. termasuk anda. dan kita manusia memang di lahirkan secara berbeda baik fisik maupun kepribadian. bahkan anak kembar pun akan memiliki perbedaan spesifik di antara mereka.

Apalagi antar trainer. apalagi anda dan trainer manapun.
sudah pasti berbeda. latar belakang, kebiasaan, fisik, kepribadian, penampilan, dan lainnya.

Jadi, segiat apapun anda melakukan modelling jangan anda tinggalkan apa yang menjadi karakteristik anda. Jangan begitu anda melihat ada trainer yang sukses dengan gaya motivasi dan suara keras, anda mengikuti. padahal anda termasuk orang dengan karakteristik suara lembut dan tidak suka teriak-teriak.

Para trainer, jadilah diri anda sendiri.
(Bahkan ini bisa jadi judul training)

Anda punya karakteristik tersendiri sebagai trainer. yang bisa jadi bisa sama atau berbeda dengan trainer lainnya. Tidak masalah melihat bagaimana trainer lain memberi training. bagaimana gaya nya, cara nya, atau penampilannya. kalau itu cocok bagi anda dan sesuai dengan karakteristik anda silakan untuk dilanjutkan. kalau anda merasa kurang pas, Jadilah diri anda, jangan memaksakan untuk malakukan imitasi.

Mario teguh, punya gaya bahasa yang khas.
Ippho santoso, punya cara yang khas
Andre Wongso, punya karakteristik suara yang membahana
sumber: http://3.bp.blogspot.com/
Bong Candra, beda lagi bukan.

mereka para trainer sukses. tapi yang sama-sama sukses ternyata karakter panggung nya demikian berbeda.

Jadi kalau anda ingin jadi trainer hebat. anda bisa belajar dari mereka. namun bukan sekedar untuk imitasi. tetaplah jadi diri anda sendiri dan karakteristik training yang anda bawakan.

Anda justru terlihat hebat saat menjadi diri sendiri, bukan bertopeng orang lain. orang lain bisa saja sukses dengan karakteristik tertentu, tapi Anda akan sukses dengan karakteristik anda

Jadi rumusnya, tetap jadi diri sendiri, tetap miliki semangat untuk belajar.
Dan selamat menjadi trainer Hebat

0 comments:

September 25, 2012

DETERMINE 2# (Kickpatrik, Level of Evaluation)

sumber : http://meds.queensu.ca
evaluasi internal sudah,
sekarang kita lihat evaluasi dari peserta.

Kickpatrick, seorang trainer profesional membagi level evaluasi.
level 4# Result/hasil (level tertinggi)

level 3# Behavior/Perilaku
level 2# Learning/Pembelajaran
level 1# Reaksi Peserta


level 1#, mengevaluasi reaksi peserta. maksudnya bagaimana perasaan peserta selama mengikuti training (senang, bosan, atau mungkin biasa saja). Bagaimana pula penilaian peserta kepada trainer (apakah sesuai harapan, kurang puas, dan lainnya). atau Bagaimana penilaian tentang keseluruhan acara (mungkin bagus untuk diadakan lagi, atau mereka senang karena sudah selesai). berbagai pertanyaan bisa diberikan kepada peserta, untuk mengetahui bagaimana respon mereka. biasanya dibuat dalam bentuk skala.


lebih tinggi lagi, level 2# menilai apakah peserta telah belajar dari training yang diberikan. Beberapa pertanyaan bisa dimunculkan. Apa yang telah anda pelajari, Bagimana jika..., Mengapa ..., dan lain sebagainya. ini akan mengevaluasi sejauh mana peserta belajar dari training yang diberikan. semakin baik yang dipelajari peserta semakin sukses suatu training. kalau peserta masih belum bisa menangkap apa yang dipelajari dalam training ini, berarti ada sesuatu yang salah.


lebih tinggi lagi level 3#, di mana peserta akan dinilai perubahan perilakunya. bukan saja perilaku. ingat... (semoga anda sudha membaca), training itu menciptakan knowledge (pengetahuan), attitude (sikap), behavior (perilaku), bisa salah satu, dua, atau ketiga-tiganya. tergantung tujuan training. nah, kalau seharusnya setelah training, perilaku peserta jadi lebih disiplin misalnya, maka di cek apakah itu sudah terjadi. hal ini tentu saja tidak bisa di cek langsung setelah training. namun dipantau selama beberapa bulan pasca training. Training sukses jika ada perubahan pada diri peserta.


level tertinggi adala yang ke 4#, di mana organisasi atau perusahaan bersangkutan membuktikan hasil dari training. apakah training yang telah dilakukan dapat meningkatkan kualitas organsasi, efektivitasnya, atau bahkan profitnya. Tidak semua training mampu mengevaluasi sampai tahap ini. bahkan tahap ketiga pun sudah cukup sulit. kebanyakan pelatihan hanya menilai level 1 da 2.
tentu evaluasi ini akan menunjukkan, seberapa untung suatu organisasi atau perusahaan yang telah menggunakan jasa training.
maka dalam training profesional, ada perhitungan ROI (Return of Invesment), yaitu besar keuntungan dengan menginvestasikan dana dalam bentuk training. dan hal ini sepertinya tidak akan kita pelajari di sini, karena cukup rumit. karena ini seperti mengkonversi hasil training ke dalam bentuk uang.


yang pasti jika anda belum mampu pada tahap ke empat, anda bisa sampai pada tahap ketiga. karena level 3# tersebut sudah merepresentasikan hasil training yang ada.
namun semua kembali kepada anda dan perjanjian dengan perusahaan. apakah di awal perusahaan minta ada evaluasi atau tidak.
kalau perusahaan tidak meminta evaluasi pun, anda bisa tetap memberikan evaluasi level 1# dan 2# untuk keperluan anda. sebagai feed back dari perserta kepada tim anda dan training yang telah terlaksana.


Kalau sudah evaluasi kita tahu mana yang hebat, mana yang kurang. maka untuk kebaikan selanjutnya, tingkatka kehebatannya dan kikis kekurangannya.


tidak ada manusia yang sempurna, yang sempurna hanyalah Tuhan, tetapi tidak pernah salah kita berusaha untuk sempurna


selamat training

0 comments:

DETERMINE 1# (Membuatnya Lebih baih Kini dan Nanti)

Akhirnya, berhasil juga menyesaikan proses deliver yang menengangkan.
anda puas akan hasilnya.

bisa jadi anda begitu puas dan antusias.
pengalaman pertama, akhir yang menyenangkan, atau respon yang baik dari peserta.
namun barangkali bisa jadi trauma bagi anda, karena anak-anak yang outbound dengan anda hampir hanyut di sungai (semoga tidak terjadi)

Nah dalam sesi berikutnya, kita kan berbicara tentang Evaluasi.
ya, Determine sebagai langkah terakhir artinya melakukan evaluasi terhadap apa yang telah anda lakukan.

hayoo... apa yang sudah anda lakukan..
ya tentu saja training..

Evaluasi penting, tentu saja untuk berbagai kegiatan yang tidak hanya training saja.

Fungsinya untuk menilai semua aspekdari training yang sudah berlangsung.
mulai dari aspek persiapan, pelaksanaan, hingga sesi akhir training, bahkan paska training.

jadi evaluasi dapat meliputi evaluasi internal dan eksternal.

Evaluasi internal adalah evaluasi kegiatan training yang menjadi tanggung jawab kita.
dari persiapan hingga melaksanakan. barangkali ada masalah dengan klien di awal, kesulitan membuat konsep, ada barang yang tertinggal, kesalahan, atau malah berbagai hal yang baik-baik dari tim anda. anda berhasil membuat orang yang awalnya canggung jadi ekspresif, atau anda berhasil menguasai peserta dengan sedemikian baiknya.
semua evaluasi yang bisa diAMATI

semuanya..
untuk memberikan penilaian atas training kita, sehingga kita tahu kelebihan dan kelemahan, entah itu keseluruhan kegiatan, personal trainer, atau kondisi di lapangan. sehingga yang baik bisa di latih terus dan ditingkatkan, yang menjadi kelemahan dapat dikurangi dan dihilangkan untuk training ke depan.

evaluasi training juga meliputi evaluasi eksternal.
yaitu evaluasi dari dan kepada peserta.

Kickpatrick, seorang trainer profesional membagi level evaluasi.
level 4# Result/hasil (level tertinggi)
level 3# Behavior/Perilaku
level 2# Learning/Pembelajaran
level 1# Reaksi Peserta

bagaimana penjelasan dari level-level tersebut

lanjutkan membaca vol.2  
DETERMINE 2# (Kickpatrik, Level of Evaluation)

0 comments:

DELIVER (Seni Memberi yang tak Sekedar Memberi)

sumber: http://clearedinc.webs.com
Langkah pertama, melakukan diagnosa
Langkah kedua, men-desain training

Selanjutnya, adalah action..
ini adalah waktunya, di mana diagnosa kita akan diuji dan desain kita akan dibuktikan keampuhannya.

Wow,, sungguh-sungguh berharga moment yang satu ini.
moment di mana kita, para trainer bertemu langsung dengan orang-orang yang sudah kita dalami profilnya. orang-orang yang kita mungkin belum pernah bertatap muka dengan mereka, tapi sudah kita buatkan konsep acara yang hebat buat mereka

DELIVER.. berarti menyampaikan, mengantar, memberi.
kalau dipanjangkan, maka akan menghasilkan deskripsi bahw deliver adalah menyampaikan training sesuai dengan konsep training yang telah dibuat.

Jadi konsep yang tadinya hanya teori praktis dan beberapa imajinasi, kini akan ditunjukkan secara praktek. menarik bukan. kalau anda baru dalam memberi training, pasti akan begitu berharapnya konsep yang sudah susah payah anda buat, sukses besar. bukan saja yang baru, trainer yang sudah berpengalaman menaruh harapan besar pada proses deliver ini.

karena konsep yang dibuat hanya akan menjadi omomg kosong, jika deliver nya gagal. karena diagnosa yag dibuat hanya akan menjadi informasi belaka, jika deliver jauh dari baik.

Ibarat membuat kue. bahan sudah ada (informasi), komposisi sudah lengkap, dan panduan pembuatan sudah siap. namun kue yang dibuat terlalu banyak telur, atau hangus, atau tidak bantet. Pelaksanaan tidak sesuai dengan panduan, hasil tidak seperti yang diharapkan, dan bahan baku sudah terpakai untuk kue yang salah jadi itu.

Jadi pelaksanaan training menjadi moment penting,

Ini saya sebut sebagai moment memberi, tapi tidk sekedar memberi, karena butuh banyak seni (baca: skill) untuk membuatnya berhasil.

seorang trainer harus dibekali dengan banyak hal untuk sukses dalam hal ini, dan tentu saja JAM TERBANG (pengalaman) menjadi salah satu faktor penting.

#skill berkomunikasi
#skill management kelompok
#skill public speaking
#skill mengkreasikan acara
#skill membangun trust dengan peserta
#skill improvisasi
#skill memandu
#skill mengarahkan
#skill membuat slide
#skill memasang instalasi dalam game
#skill memotivasi

#dan daftarnya masih panjang untuk dilanjutkan.

Inilah pembuktian dari seni training. Penguasaan kelas/forum, pembangkitan semangat, ataupun sharing yang berkualitas. di sini akan terlihat kualitas trainer, di lapangan sebenarnya.

Proses ini tidak bisa sekedar dipelajari dengan teori.
namun PRAKTEK, praktek, praktek, dan praktek.

semakin anda banyak aktif dalam deliver sesungguhnya, anda akan semakin terbiasa dan skill anda meningkat.
seseorang akan mencapai tingkat profesional setelah melewati 10.000 jam, untuk belajar hal-hal yang menjadi bidangnya.

Anda ingin hebat dalam DELIVER, belajarlah lalu praktikkan.

jika anda tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan peserta langsung, belajarlah dengan cara roleplay atau simulasi. memang sederhana rumusnya, praktikkan dan jadilah kreatif.

semakin anda BELAJAR, semakin anda PRAKTEK, semakin anda HEBAT

0 comments:

September 24, 2012

Outbound itu TRAINING, Nggak Percaya ??

Training itu apa sih..?
Training itu secara ringkas adalah proses merubah pemikiran, sikap, dan perilaku, dari yang tidak diharapkan menuju yang yang diharapkan.

Lalu, jika ditanya, apa itu Outbound..?
apa jawaban anda?
kegiatan bermain, bersenang-senang, refreshing, ada game-gamenya, basah, lelah, tapi tambah akrab, dan sarana melepas stress dari dunia nyata, bla..bla...bla.............

jawaban yang barang kali akan panjang.

Tapi jika saya katakan pada anda, bahwa OUTBOUND itu TRAINING.. apakah anda percaya?

ya.. karena memang demikian adanya.. Outbound itu pada dasarnya adalah salah satu dari jenis Training.

Ada berbagai macam jenis training. Ada tipe seminar, On the Job Training, Magang, Simulasi, Roleplay, Studi kasus, Games, Modeling, Training Kelompok, Adventure Training, dll. Adventure Training itulah yang secara bahasa sehari-hari disebut Outbound.

Adventure Training adalah training berbau lapangan. Rafting, rapelling, sampai yang permainan low-impact seperti spider web, perang air, dan sebagainya.

Game itu sendiri hanya sebuah sarana. sama seperti ketika dalam training indoor, ada trainer yang memakai video, cerita, puisi barangkali, dan lain sebagainya, yang itu semua hanya media untuk menyampaikan pesan kepada peserta.

begitu juga game, adalah media penyampai pesan kepada peserta. Kelebihan dari Outbound adalah, trainer yang berkualitas telah mendesain sedemikian rupa permainan yang ada, sehingga akan memberikan pengalaman nyata bagi peserta. Maksud dari pengalaman nyata adalah peserta diajak untuk langsung merasakan bagaimana rasanya bekerja sama, berkorban, dan berkomunikasi dalam tim.

Yang kemudian, pengalaman-pengalaman ini akan diangkat ke permukaan dengan teknik tertentu yang dilakukan trainer. entah diskusi, menunjukkan foto, menciptakan suasan, atau lainnya. sehingga proses pemahaman disertai langsung oleh kesadaran tentang rasa dan cara melakukan. misal orang diajarkan tentang sikap tanggung jawab. dalam game yang didesain untuk melihat masalah tanggung jawab, peserta akan mengerti rasanya memiliki tanggung jawab dalam sebuah game. ia merasakan simulasi tanggung jawab. ketika trainer memaparkan tentang teorinya, secara fisik ia sudah tahu karena sudah merasakan. tinggal bagaimana cara trainer, menginternalisasikan apa yang telah diperoleh peserta, agar apa yang telah dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan di kantor atau organisasi.

Jadi Game hanya media belajar saja.
dan Outbound adalah bagian dari cara-cara Training.
Bisa saja materi tentang tanggung jawab tadi diberikan dalam training indoor.
atau bisa juga digabungkan dengan sesi outbound dan sesi indoor.

semua tergantung apa yang akan dituju, bagaimana kondisi dan situasinya.
Intinya, tujuan utama memilih cara Training adalah untuk mencapai efektivitas mencapai tujuan yang diharapkan.

jadi OUTBOUND itu TRAINING juga..

sumber: http://www.solutionsdeveloped.co.uk

______________________________________________________

0 comments:

Fasilitator Atau Trainer, co-Trainer atau co-Fasilitator


Kadang ada peserta yang menanyakan, dia itu dalam training ini Fasilitator atau Trainer nya.
kadang masih bingung, apa beda fasilitator dan trainer.

ada beberapa profesional yang membedakan, namun ada pula yang menyamakan. mau nama nya trainer apa fasilitator, ya mereka yang memfasilitasi training, begitu kata yang menyamakan.

boleh lah kalau kita diskusi sejenak..

Trainer, seperti sudah kita kenal adalah orang yang menyuguhkan training atau aktivitas dalam Trainng atau Outbound.
Sebenarnya fungsi trainer ini juga namanya MEMFASILITASI. memfasilitasi siapa?
tentu saja memfasilitasi peserta untuk ber-training atau ber-outbound.
Lalu siapa trainer, siapa fasilitator. apa mereka sama?

kita lihat Job yang biasa muncul daam training
Trainer : orang yang menjadi master dari proses pembelajaran. narasumber bahasa kerennya
co-Trainer : orang yang bertugas untuk membantu trainer. menyiapkan bahan, mungkin mengisi ice-breaking, atau menjadi timer.

nama fasilitator lebih sering muncul dalam outbound.
fasilitator adalah orang yang memfasilitasi aktivitas Outbound
dan co-Fasilitator adalah orang yang membantu fasilitator dalam memfasilitasi peserta (semoga lidah ada tidak terpelintir mengucap fasilitator berkali-kali, hehehe)

nah kalau dalam Outbound ini, biasanya ada orang khusus yang akan memberikan pemaknaan. kalau dalam bahasa gaulnya debrief. Nah orang yang memberi pemaknaan ini disebut trainer.

tapi sering terjadi kebingungan, kalau ia memfasilitasi game sekaligus memaknai, lalu namanya apa..?

Bagi saya, ini sekedar istilah saja.
Trainer dan Fasilitator adalah istilah untuk menciptakan job description.

misal ada seorang psikolog yang akan memberikan materi dan pemaknaan selepas game.
ia dibantu beberapa mahasiswa profesional yang akan menyuguhkan game pada peserta.

maka sang psikolog disebut Trainer
sang mahasiswa yang menjadi Fasilitator utamadisebut fasilitator. beberapa mahasiswa yang membantu disebut co-Fasilitator.

lalu mana co-Trainer nya..?

terkadang mahasiswa itu disebut juga co-Trainer. jadi pembantunya co-Trainer itu co-co-Trainer (hahaha), yang co-Trainer itu semua Mahasiswa mau satu atau tiga sekalipun (kan hanya status)

ya.. lagi-lagi saya katakan bahwa semua itu hanya sebutan saja.
status yang memudahkan. seperti fungsi nama. kamu Andi, kamu Budi, kamu Sari, kamu Dina, maka keempat orang ini bisa dibedakan dari namanya, bukan?

secara tidak langsung status trainer atau fasilitator terkadang akan menempatkan sebutan-sebutan itu ke dalam level status
1. Trainer
2. co-Trainer
3. Fasilitator
4. co-Fasilitator

terserah bagi para lembaga training ingin menyebutnya apa. Trainer atau Fasilitator. tidak ada masalah.

Jadi Anda masih bingung??
intinya, wong tidak ada hak paten, kenapa kita bingung dan ribut.. iya nggak..

mending tetep kita Outbound dan Training ceria..
OK..

silakan komentar

0 comments:

Ayo Membuat Outbound Untuk Organisasi Anda

Outbound bisa menjadi acara alternatif, untuk meremajakan semangat anggota organisasi. Selain menjadi sarana refreshing dapat pula bermanfaat untuk upgrading bagi para anggota.

Tapi...
dana tidak mencukupi
tempat outbound jauh-jauh
tempat-tempat outbound selalu penuh, bahkan ada waiting list-nya

TENANG kawan...
masih ada solusi..

BUATLAH Outbound SENDIRI
trainer dari dalam, peserta dari dalam. kan tidak masalah..

belajar yuk membuat Outbound..
siapa tahu tertarik membuat outbound sendiri, atau mendirikan lembaga outbound..

Sekarang kita mau membuat Outbound untuk organisasi kita.
Biar murah
Biar gampang
Biar bisa dibuat semau kita (hehehe)

1# Saatnya mencari Trainer
semoga anda adalah trainer pertama. tinggal cari trainer lain. 2-4 orang lagi cukup. Trainer ini nanti yang akan bertanggung jawab terhadap Outbound.

2# Buat lah Tujuan dan carilah tempat
Konsep Outbound di buat dengan menentukan tujuan dari Outbound itu sendiri. buatlah pertanyaan. Mengapa Outbound ini diadakan? apakah untuk refreshing, upgrading, training, pembekalan, atau lainnya.
Tempat akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan. apakah tempatnya sempit atau luas, jauh atau dekat, bergelombang (bukit) atau tanah lapang, jalanan atau hutan. Ini semua penting. tanah sempit masa mau main bola. tempat jauh, ya kita usahakan perlengkapan outbound yang mudah dibawa. kalo di bukit yang curam ya jangan main yang dorong-mendorong (kan bahaya). Kalau dan kalau tempatnya, maka...
jadi aktivitas kita bisa menyesuaikan dengan tempatnya. Ok

3# Buat rencana Aktivitas sesuai Tujuan
Aktivitas Outbound dapat dibagi ke dalam aktivitas kecil, seperti pos. Artinya nanti akan ada pos-pos yang akan memfasilitasi peserta dengan aktivitas tertentu. Aktivitas Outbound kan terkenal dengan game-nya.
Meski tidak semua harus game. tapi yang namanya outbound karena sudah terkenal dengan aktivitas main-main dan game,, maka boleh lah semua aktivitas di buat game. Kalau tujuannya meningkatkan rasa kekeluargaan, carilah game yang sesuai untuk itu. misal game kapal karam, animal family game, atau lainnya. (search aja dengan seacrh engine anda, ada banyak game yang bisa anda explore).
Aktivitas Outbound dapat anda bagi pula beberapa. misal nya saja pembuka dan pemanasan, lalu aktivitas game, makan siang riang, dan terakhir penutup.

4# Siapkan peralatannya
Ya.. kalau game nya membutuhkan alat, segera cari alatnya

5# Roleplay atau Simulasi
lakukan uji coba untuk melakukan gladi bersih. kalau ini cukup para trainer saja. latihan membuat instalasi game, memberi instruksi, dan latihan menentukan waktu. kalau perlu latihan memberi makna juga boleh. Kalau anda melihat outbound-outbound yang sukses, mereka telah melewati pengalaman, roleplay, dan evaluasi yang panjang.. jadi roleplay sangatlah penting untuk kesiapan fisik dan mental.

6# Laksanakan Outbound Anda Sendiri
Selamat mencoba membuat Outbound Anda sendiri. Semoga Sukses

lebih detail anda bisa mengeksplore dari blog ini.

Silakan berkomentar

1 comments:

DESIGN atau DESAIN ?? (sama artinya, Jelas Pentingnya) 2#

Informasi tentang Klien atau Peserta sudah tersedia ..

langkah selanjutnya adalah membuat konsep, atau desain training.

Langkahnya agar mudah dipahami kira-kira seperti ini,
>1> Tetapkan Tujuan Training (diagnose)
http://1.bp.blogspot.com>2> Buat konsep perilaku/operasional berupa perilaku, pemikiran, atau sikap yang menunjukkan suksesnya Training
>3> Tentukan cara untuk mencapai perilaku, pemikiran, atau sikap yang diharapkan
>4> Bahasakan dalam kegiatan Training dan Tentukan cara Training
>5> Buat desain penyampaian training


Contoh
>1> tujuan : meningkatkan kerja sama anggota organisasi
>2> Anggota mampu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, mampu mengelola emosi dan ego dengan baik, dan mampu empati terhadap teman satu tim-nya
>3> Membuat peserta terlibat dalam aktivitas yang melibatkan fisik dan psikis, dan peserta di ajak untuk mendapatkan experiences tentang kerja sama, lalu menggalinya dari pola berpikir peserta untuk menyadarkan pentingnya kerja sama dan memahami definisinya secara pribadi.
>4> Game yang menyenangkan namun mengarah pada tujuan, kegiatan kelas. Jadi akan dilakukan Training dengan Outbound dan Indoor training. (jangan lupa Outbound itu juga training. belum tahu.. Baca artikel ini (klikdi sini)
>5> kegiatan Outbound akan dilakukan dengan memberikan aktivitas A, B, C dengan tujuan a, b,c dan dengan alur serta konsep (..bla...bla..bla..). Kemudian Indoor training akan menindaklanjuti Outbound, dengan konsep penyampaian teori, sharing dan reframing.

langkah ini akan menghasilkan modul Outbound. semoga saya sempat untuk mengupload contoh modul Outbound di sini. kalau tidak anda bisa mencari di search engine tentang contoh modul.

NB. untuk beberapa langkah anda memang perlu untuk belajar jenis-jenis training, cara memberikan training, konsep training. belajar teori..

namun akan saya tuliskan untuk anda, dengan konsep yang mudah dipahami dalam blog ini.

baca lainnya :

0 comments:

DESIGN atau DESAIN ?? (sama artinya, Jelas Pentingnya) 1#

-gagal merencanakan, berarti merencanakan gagal-

Anda sekeluarga ingin pergi dari Jogja ke Bandung. Keluarga yang akan anda ajak jumlahnya 9 orang. dengan barang bawaan masing-masing. dan rencananya di bandung anda akan mengajak keluarga anda 2 hari berkeliling kota bandung, mengunjungi tempat-tempat wisata di sana. dari ujung hingga ujung kalau bisa.

kendaraan apa yang akan anda gunakan untuk ke sana. motor, mobil, mini bus, bus, truk, kereta api, pesawat, atau helikopter.
anda sudah tahu kondisi dan harapan di lokasi tujuan. apa anda akan menggunakan motor? anda perlu setidaknya 5 motor, dan touring bersama menuju Bandung. tapi apakah itu efektif.. malah-malah sekeluarga anda capek di jalan, dan juga lebih rawan kecelakaan. Kalau hujan akan repot sekali. Atau mau menggunakan kendaraan umum, yang barangkali juga akan repot. atau akan menyewa mini-bus, memakai mobil atau sewa helikopter barangkali. 
Anda sesuaikan dengan dana dan kemampuan. Harapan Anda, perjalanan anda menyenangkan, efektif, dan aman, sekaligus anda sekeluarga bisa terus bercengkerama.


Merencanakan pergi ke Bandung, bisa menjadi gambaran merencanakan Training atau Outbound. anda bisa memperkirakan akan membawa apa saja ke bandung, naik apa, dan bagaimana caranya.

Sama, dalam training, mendesain berarti merencanakan Training. Merencanakan akan memberikan training atau Outbound yang seperti apa, dengan cara bagaimana, dan dengan waktu berapa lama. Agar mencapai tujuan.

TUJUAN YANG MANA ..?
masih ingat bahwa kita sudah masuk dalam tahap ke dua membuat training. Tahap pertama nya adalah mengumpulkan informasi dari klien untuk memahami berbagai hal yang diperlukan. Sebutannya adalah Diagnose. Kalau belum membaca, Anda perlu tahu dulu bagian diagnose ini, (buka artikel Diagnose 1# atau Diagnose 2#)

Jadi tujuan yang dimaksud, tujuan dari klien. Design ini diartikan juga sebagai teknik membahasakan informasi yang sudah didapatkan ke dalam konsep atau rencana Training atau Outbound.
bagaimana cara membuatnya anda bisa lihat di artikel ke 2 di sini (DESIGN atau DESAIN ?? (sama artinya, Jelas Pentingnya) 2#). 

Pentingnya melakukan pembuatan KONSEP yang JELAS, adalah agar ada rencana matang tentang Traning yang akan dilakukan. Tahu bagaimana alur cerita yang akan dibangun, tahu bagaimana mengondisikan peserta, tahu cara membuat konsep. Yang nantinya akan terbentuk yang biasa disebut modul training. Saya secara khusus juga telah membuat artikel tentang Modul Training, klik di sini.

Apa fungsi men-Desain ?
1# membuat modul, membahasakan informasi yang bersifat teori ke bentuk teori praktis
2# Desain Konsep acara yang ada di dalam modul akan menggambarkan Training yang akan dilakukan. Sehingga gambaran Training menjadi jelas.
3# Desain Konsep acara memberikan informasi tentang training untuk dipahami klien. dan juga oleh Trainer dan co-Trainer.
4# Persiapan dan kebutuhan dapat dilihat dengan jelas. Sehingga segala kekurangan perlengkapan dan kesalahan pelaksanaan, serta miss-com dapat di minimalisir.


men-Desain Training, adalah nyawa tersendiri bagi sebuah training. Sama seperti ketika penjahit baju akan membuat baju. Ia perlu mendesain pola, memperkirakan bahan, dan menyiapkan perlengkapan. Tanpa desain pola, bisa jadi baju yang dibuat justru ukurannya tidak pas, atau malah tidak jadi sama sekali.

Jadi ini langkah ke dua super-super penting. Jadi, meninggalkannya sama dengan menggagalkan training..

baca juga :

DESIGN atau DESAIN ?? (sama artinya, Jelas Pentingnya) 2# 
DIAGNOSE 2# (Langkah Awal Super Penting) 
DIAGNOSE 1# (Mencari Tahu Apa yang Perlu)

0 comments:

September 23, 2012

DIAGNOSE 2# (Langkah Awal Super Penting)

Dokter kalau mau memberi obat kepada pasien, pasti di cari tahu dulu apa sih penyakit si pasien. Apa sakit perut, kepala, tulang, sendi, paru-paru, atau yang lainnya. Bayangkan saja kalau ada pasien sakit maag, sama dokter di beri obat sakit gigi. Apa yang terjadi… sembuh nggak itu orang punya penyakit. Nggak lah, jadi-jadi malah nambah sakit yang lain gara-gara efek samping obat. Belum sembuh itu sakit maag, tapi efek samping obat gigi nambahi penyakit..
Untungnya, sebelum dokter memberi obat kepada pasien, dokter-dokter mencari tahu dulu (diagnosa) apa penyakit si pasien. Dengan hati-hati memutuskan apa ini sakit maag, sakit usus, sakit ginjal, apa sakit apa. Memastikan apa masalah dan penyakit yang ada, baru setelah tahu penyakit, dipilih itu Obat oleh sang dokter.

PERSIS..
Itu gambaran pentingnya Diagnosa dalam memulai sebuah training. Perlunya need assessment dalam menyiapkan training. Perlunya informasi klien untuk memastikan resep training yang akan fasilitator berikan tepat pada sasaran ataupun masalah yang dihadapi klien, ataupun sesuai dengan harapan yang di bawa klien dan peserta ke dalam training.

Kecuali anda sedang mengadakan training publik, yang terbuka bagi semua orang. Mengharapkan agar orang berbodong-bondong mengikuti training anda, maka tidak masalah anda tidak melakukan diagnose. Karena anda memulai bukan untuk suatu organisasi, suatu perusahaan, atau klien darimanapun. Anda memulai nya dari ingin membagi ilmu mungkin, atau dari pekerjaan anda sebagai Event Organizer, ataupun dari harapan akan datangnya keuntungan. Yang manapun, jika tidak ada klien khusus yang membutuhkan training atau outbound anda, tak masalah anda tidak memualai proses nya dengan diagnose, tapi dari apa yang anda sendiri harapkan.

Tapi, jangan lupa, kali ini kita sedang membicarakan masalah klien yang meminta fasilitasi dari kita untuk training atau outbound orang-orang nya, entah itu keluarganya, sahabat-sahabat SMA nya, karyawannya, anggota organisasi nya, atau untuk para tetangganya barangkali.
Sehingga kita harus tahu dulu informasi, sebagaimana seorang dokter. Untuk dapat memfasilitasi mereka dengan fasilitas yang tepat, sesuai harapan, dan menghasilkan nilai tambah.
Saya harap sampai di sini kita memahami pentingnya Diagnosa. Anda akan salah resep jika memberikan resep dengan informasi yang salah.
Bahkan ketika informasinya benar, kadang masih juga sering ada kesalahan, apalagi jika 100% informasi salah.

Fasilitasi Klien dengan memberikan Diagnosa yang optimal. Meski klien sudah memperkirakan diagnosanya sendiri, namun diagnose-nya itu bisa jadi salah. Seperti jika ada pasien mengatakan saya sakit asma, karena sering sesak nafas. Ketika sang dokter memeriksa ternyata sang pasien mengalami gangguan paru-paru kronis.

Jika ditangani dengan standar pengobatan asma, penyakit aslinya bisa jadi tidak tertangani.

Gambaran ini sama, ketika ada klien minta untuk difasilitasi dalam outbound untuk membangun loyalitas staffnya. Klien mengeluhkan bahwa karyawan-karyawannya sering dan banyak yang resign. Sehingga mempersulit posisi perusahaan. Cerita ini berlanjut dengan tim fasilitator melakukan diagnosa (need assessment). Dan ternyata didapatkan informasi bahwa resign disebabkan karena situasi antar karyawan yang masing-masing kurang bersahabat. Sehingga suasana kerja sama sekalii tidak menyenangkan, dan banyak karyawan tidak tahan terhadap tekanan itu.

Lihat,, dalam cerita ini ternyata klien salah mengerti masalah inti dan sebenarnya dari organisasinya. Jadi ketika kita tahu ada yang salah dari informasi, yang 1# kita bisa menyampaikan kepada klien dan memberi saran. 2# kita bisa membuat model outbound yang sesuai dengan masalah dan tujuan yang diharapkan klien.
Pentingnya Diagnosa membuat proses ini begitu berharga untuk ditinggalkan. Karena salah resep akan menimbulkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan.

Semoga anda sudah membaca resep diagnose 1#, bagian yang akan memperlihatkan informasi apa saja yang perlu digali dalam sebuah diagnosa.

DIAGNOSA TEPAT, RESEPNYA MANTAP, HASILNYA HEBAT

0 comments:

September 22, 2012

DIAGNOSE 1# (Mencari Tahu Apa yang Perlu)

Ini adalah alur pertama untuk membuat suatu Outbound atau Training.

# Diagnose #
untuk membuat Training yang baik dan tepat serta berdampak bagi peserta, maka perlu untuk memahami terlebih dahulu apa yang diperlukan oleh peserta, atau klien.
Mengapa?? karena kita perlu tahu dulu informasi-informasi yang sesuai untuk memberikan outbound atau training yang tepat. Seperti kita mau pergi jalan-jalan, kita perlu tahu berbagai hal tentang kondisi cuaca, lingkungan, kemacetan, kemana akan pergi. Informasi ini nantinya akan kita gunakan untuk menyesuaikan apa yang perlu disiapkan. Perlu payung kah? pakai mobil atau motor atau naik bus kah? bawa baju tebal atau tipis, dan sebagainya.

Demikian pula informasi tentang klien, membantu kita untuk menentukan apa yang bisa kita berikan untuk klien. Sekaligus menentukan apa kebutuhan klien dan menyesuaikan dengan kemampuan kita sebagai trainer.

Sama seperti jika kita penjual kue ulang tahun. maka ketika ada pelanggan mau memesan kue, kita akan bertanya kue seperti apa, dihias kayak apa, seharga berapa, atau lainnya?

Jadi sudah paham pentingnya. Kita perlu tahu apa kebutuhan dan maunya klien untuk menentukan apa yang akan diberikan untuk klien, sehingga kita bisa mengatur strategi yang tepat.

informasi-informasi yang perlu didapatkan dari klien, antara lain
# Analisis Kebutuhan (analisis masalah, analisis tujuan)
# Latar Belakang Peserta (asal, status, jumlah, dll)
# Kondisi Klien
# Biaya yang disepakati
# Tempat yang disepakati
# dan lain-lain

mari kita cek satu per satu ..

1. Analisis Kebutuhan
dalam bahasa yang lebih terkenal yaitu Need Assesment. mencari tahu apa masalah yang dihadapi oleh klien atau tim-nya. Yang pertama cari tahu apa tujuan klien. Misal ada klien minta fasilitasi outbound.
Cari tahu dulu apa tujuan klien. apakah untuk refreshing, apakah untuk upgrading tim, apakah untuk meningkatkan kekompakan, atau untuk tujuan lain.
Tentu tujuan ini akan beda antar satu klien dengan klien yang lainnya. misal mereka ingin pelatihan dalam bentuk outbound, keinginan mereka pun beda-beda. ada yang ingin tentang leadership, team building, loyalitas, dan lain sebagainya.
Nah, kita harus tahu apa tujuan mereka meminta fasilitasi outbound.
Need Assesment perlu didalami lagi untuk mengetahui mengapa klien minta fasilitasi yang demikian itu. Apa karena memang untuk upgrading, atau untuk perbaikan, atau untuk penciptaan dinamika kelompok. Alasan itu akan semakin menjadi informasi yang kuat untuk kita, untuk memahami dinamika klien. Nah ini pun harus memperhatikan apakah klien berkenan untuk didalami, atau tidak. jangan memaksa klien jika tidak mau.
Kadang, bisa juga terjadi klien merasa bahwa kekompakan tim mereka kurang, padahal sebenarnya yang salah adalah masalah integritas. Klien merasa bahwa anak didik mereka tidak patuh, padahal sikap gurunya yang membuat nya seperti itu. Kadang klien salah memahami sumber masalah. sehingga kita sebagai fasilitator dapat mencari tahu sumber yang tepat dan memberikan saran kepada klien.
Sehingga klien tidak salah target dalam mengikuti atau mengikutkan traning kita.

2. Latar Belakang Peserta
Trainer perlu tahu latar belakang peserta. Umur para peserta. apakah dicampur antara anak dengan remaja, atau umur 30 tahun ke atas. ini berfungsi agar kita tahu tentang aktivitas apa yang tepat. tentu saja orang tua berumur 50 tahun ke atas, perlu pendekatan aktivitas berbeda dari pada anak-anak dan remaja, (kita perdalam di artikel Design)
selain itu cari tahu jumlah peserta. perlengkapan, tempat, tenaga akan sangat terkait dengan jumlah peserta. Jumlah peserta juga dapat memberikan informasi berapa lama outbound dapat dilaksanakan.
Perlu juga tahu apa status mereka. Anak sekolah, guru, eksekutif, masyarakat lokal, atau siapapun. sehingga akan bermanfaat menentukan cara dan arah komunikasi kita kepada peserta. Informasi tentang Latar Belakang peserta akan menyiapkan kesiapan trainer, agar tahu pendengar seperti apa yang akan dihadapi. Anda perlu memberikan stimulus berbeda dan menyikapi peserta secara berbeda, karena berbeda latar belakang, beda sikap mereka, harapan mereka, tujuan, pengalaman, sifat, dan berbeda di sisi yang lain.

3. Kondisi Klien
Latar belakang peserta diberikan sudah tahu. sekarang lihat kondisi peserta. Mereka orang yang seperti apa. apakah mereka orang-orang yang fit dengan tenaga berlebih, atau peserta adalah sekelompok orang yang sangat akrab atau justru kebalikan.
anda bisa menemukan informasi ini, bersamaan saat mencari informasi dalam Need Assesment.

4. Biaya yang disepakati
Harus ada kesepakatan yang sesuai dengan biaya. Biaya bisa saja relatif, di mana antar penyedia fasilitas Outbound dan Training bisa saja berbeda.
Biaya yang ada akan membantu kita untuk menentukan operasional, fee untuk fasilitator, ataupun profit. Intinya, informasi ini akan berguna agar kita melakukan pengelolaan biaya secara tepat

5. Tempat yang disepakati
Tempat juga informasi yang penting dipahami. apakah tempatnya di tempat kita, kita yang mencarikan, atau klien yang menentukan. Tempat ini perlu di beri

6. dan lain-lain
Informasi lainnya juga ada yang kadang diperlukan. misal sebelum materi kita, atau outbound yang kita pandu, apakah sebelumnya ada kegiatan. kalau ada, kegiatan apa dan sudah berapa lama. Bisa jadi sebelum kita tampil, ternyata peserta sudah dihabis-habiskan tenaganya, dan ketika bertemu kita tinggal sisa-sisa tenaga. Kalau kita pikir mereka masih fresh, padahal kondisinya jelas berkebalikan.. wah... bisa kacau ngasih training nya. bukannya berhasil malah stress sendiri, apalagi jika respon peserta jauh dari harapan.

DIAGNOSE itu seni, perlu didalami. barangkali ada berbagai hal yang perlu didalami lagi, ada yang perlu di gali lagi. Maka kita harus cerdas menggali informasi, agar dapat memberikan stimulus yang tepat untuk hasil yang optimal. Yang pasti ini tidak boleh dilewatkan, karena merupakan hal yang penting untuk menindaklanjuti dan memberikan obat yang tepat bagi masalah yang ada

lanjutkan membaca diagnose 2# (klik di sini)

0 comments:

4D, Art of Training (Diagnose I Design I Deliver I Determine “Seni Membangun Training Yang Super”)

Kemampuan untuk memberikan Training perlu terus diasah dan dilatih akan menjadi semakin professional. Para ahli percaya bahwa nilai Profesionalitas itu = 10.000 jam. Jadi orang yang ahli dan benar-benar professional di bidangnya, setidak-tidaknya telah memiliki jam terbang terhadap keahlian itu sebanyak 10.000 jam.

Jumlah yang cukup banyak ya.. namun jika jam demi jam, setiap hari kita kumpulkan dan disiplin terus kita berlatih, nanti kita lama-lama juga akan mencapai 10.000 jam. Hitung saja sehari kita berlatih 4-5 jam. Maka dalam waktu lebih kurang 6 tahun kita akan menjadi professional di bidang yang kita geluti. Termasuk ini kegiatan yang bernama Outbound. Semakin kita latih semakin ahli saja kita menjadi Trainer.
Kali ini saya ingin membongkar sisi teknis dari Outbound dan Training. Sisi teknis tentu tidak lepas dari sisi teori, jadi teori jangan lupa juga. Karena teori dan teknis hubungannya adalah saling mendukung. Yap, kali ini kita akan belajar bagaimana sebuah training dibuat hingga di evaluasi.
Ini adalah proses para Trainer mengkreasikan Training atau Outbound yang mereka lakukan.

Mereka menyebutnya sebagai 4D.

Tenang…
Saya akan jelaskan satu-per satu..
Namun untuk lebih detailnya, anda bisa melihat satu per satu artikel yang membahas tentang hal tersebut.
Ini dia penjelesan tentang  4D, langkah membangun Training dan Outbound
Anda tentu bisa meraba apa arti dari singkatan ‘D’ yang pertama ini. Kalau dalam bahasa kedokteran, kita biasa mendengar diagnosis. “dokter mendiagnosa penyakit di perut” atau “dokter mendiagnosa ada kelainan di…”
Diagnosa secara mudah mungkin bisa diartikan pemeriksaan. Jadi tidak sekedar diperkirakan karena sudah ada pemeriksaan. Coba anda ke dokter, menyatakan keluhan sakit perut, dan dokter nya langsung bilang mungkin anda sakit ginjal.. Lantas apa anda percaya begitu saja, lha wong belum ada pemeriksaan. Anda malah mungkin akan mengatakan “ah… mana mungkin Dok..”.
Coba perhatikan urutannya. Ada keluhan, lalu dokter memeriksa (diagnose), dokter menyampaikan hasil.
Urutan ini menggambarkan pula jika diterapkan dalam Training.
Jadi, untuk memberikan Training, perlu ada diagnosa pada klien yang akan kita beri Training atau Outbound. Agar kita tahu, apa mau klien, bagaimana kondisi peserta, apa tujuan klien, apa permasalahan yang dialami klien sehingga mengadakan Training. Kita mengadakan diagnosa juga supaya tahu latar belakang peserta, kondisi mereka, jumlah, dan lain sebagainya.
Untuk mempelajari lebih jauh tentang Diagnose, buka artikel berikut (klik di sini)
Setelah didiagnosa, selanjutnya adalah langkah super penting dalam Training.
Anda tahu?
Ya benar, .. Mendesain alias membuat konsep Training atau Outbound. Inilah seni kedua dari Training. Trainer harus mampu membahasakan hasil diagnosa ke dalam bentuk konsep kegiatan. Bagaimana tujuan training dari diagnosa, dapat dicapaikan melalui training.
Bagaimana latar belakang peserta tertentu harus dapat di fasilitasi. Bagaimana suatu permasalahan yang dihadapi klien dapat dituntaskan melalui Outbound atau training ini..
Tampak berat..?
Ya.. (beberapa Trainer ahli bahkan memerlukan 12 jam membuat konsep, untuk mengisi 3-4 jam saja. Apalagi untuk 2-3 hari atau bahkan 1-2 pekan)
Memang ini adalah proses super penting. Seakan ini menjadi langkah mengatur strategi sebelum bertanding. Strategi yang salah dapat menyebabkan gagal dan kekalahan. Maka anda akan memulai keberhasilan Outbound atau Training dari konsep anda. Training dengan Film, dengan ceramah, diskusi, atau Outbound dengan Game 1, 2, 3, dengan rule a, b, s. Anda akan harus membuat rencana dan gambaran yang tepat dan seusai.
Bisa dikatakan porosnya di sini. Diagnosa bisa benar, tapi kalau Design nya salah, selanjutnya akan salah. Outbound atau training bisa berjalan baik, tapi kalau design nya salah, mana bisa menghasilkan tujuan yang diharapkan. Diagnosa memberi anda komposisi, dan Design menantang anda untuk mengatur komposisi agar sebuah roti yang baik dapat tercipta. Kalau pengaturan komposisi salah bisa jadi bukan roti yang terbuat, tapi adonan rusak.
Untuk tahu lebih dalam tentang Design, buka artikel berikut (klik di sini)
Sudah tercipta konsep, seni selanjutnya.. adalah menyampaikan Outbound atau Training. Lagi-lagi masalah membahasakan. Kali ini anda ditantang untuk membahasakan konsep ke dalam aktifitas lapangan yang bersifat fisik. Ingat, Design itu ada di atas kertas, atas hasil pemikiran dan diskusi. Dengan kata lain design itu TEORI. Sedang deliver, kita berbicara TEKNIS di lapangan.
Kita berbicara bagaimana melakukan instalasi, bagaimana membuat peserta tertarik, dan bagaimana menyampaikan Outbound atau Training dengan menarik.
Skill lain dari Outbound. Jadi memang kita sedang berbicara multiple skill. Skill mendiagnosa, mendesain, dan seni menyampaikan. Komunikasi, empati, dan berbagai skill diperlukan dalam proses deliver ini. Wow..
Jadi jika ingin mengetahui lebih jauh tentang Deliver (cek di sini)
Ini colling down nya.. tapi tetap menjadi proses penting. “determine” yaitu melakukan evaluasi dari Outbound yang telah anda lakukan. Evaluasi tentu penting, karena akan memberikan masukan lebih atau kekurangan dari pelaksanaan. Jadi bisa diperbaiki lagi untuk yang akan datang.
Tapi evaluasi tidak sesederhana ini juga. Evaluasi hasil peserta, apakah tujuan tercapai. Tentang ekspektasi peserta, tentang perubahan dari diri peserta. Bahkan ada perhitungan khusus tentang sejauh apa keuntungan klien dari Training yang diberikan.
Cari di search engine tentang ROI (Return of Investment), tentang konversi hasil training ke bentuk uang.
Jadi selain evaluasi Internal, juga ada evaluasi eksternal kepada klien.
Karena kesuksesan training ditentukan pada DAMPAK apa yang dihasilkan dari Training, bukan sekedar pelaksanaan.. Ok
Untuk lebih tahu tentang evaluasi (anda bisa lihat di sini)
 
Itu tadi langkah-langkah dasar membangun Outbound atau Training..
Dan penting untuk dipahami, dan karena dasar ada berbagai skill pengembangan yang perlu dimiliki. Dan kita akan belajar secara lebih detail tentang 4D.

0 comments:

September 21, 2012

Semua Suka Bermain 5#, Bagaimana Oubound menjadi Media Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan

Membuat Outbound memiliki energi dan ruh belajar, adalah tantangan bagi para fasilitator Outbound. Agar Outbound tidak hanya melulu dapat dinikmati untuk porsi bersenang-senang, namun juga masukan yang efektif untuk belajar. Belajar untuk menghargai, belajar untuk loyal, belajar untuk kreatif, belajar tentang menajemen, dan belajar yang lain tergantung tujuan.

TUJUAN !!
itu adalah kunci pertama mengangkat dan melambungkan efektivitas Outbound.
Ada Outbound yang memang hanya ditujuan untuk Senang-senang dan Keakraban. misal outbound keluarga atau Reuni.
Ada Outbound yang bertujuan untuk membuat anak-anak kelas 6, lebih percaya diri untuk menghadapi Ujian Nasional.
Ada Outbound yang bertujuan agar para siswa sekolah memiliki cita-cita dan motivasi tinggi
Ada Outbound yang bertujuan agar para guru mampu mengayomi para siswa
Ada Outbound yang bertujuan agar karyawan menjadi lebih disiplin
Ada Outbound yang bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri
Ada pula Outbound untuk olahraga
Bahkan Outbound untuk sarana peningkatan kualitas spiritual.

Ba...nnnyakkk..
itu barangkali yang ada dalam benak anda..
TAPI, daftar itu masih sedikit... sekali, dibanding apa yang masih dapat dituliskan..

TEGAS saya, jadi jika Anda ingin mengadakan Outbound, pahami apa tujuannya.
Kalau anda bingung, maka anda dapat melakukan need assesment, dan menentukan apa kebutuhan dari tim anda. Beruntunglah juga jika ada fasilitator yang menyediakan fasilitas ini.

(untuk pengetahuan tentang need assesment, nanti akan dibahas di artikel lain)

Kalau anda belum tahu, atau tidak mau tahu tentang tujuannya. asal OUTBOUND saja...
anda tetap mendapat manfaat senang, dan refreshing.
Tapi sayang sekali bukan. anda sudah keluar dana, mengapa tidak sekalian Outbound ini menjadi media belajar atau menjadi sarana pemecahan masalah tim anda, atau diri anda sendiri.

Jadi, APA TUJUANNYA..??

TEPAT !!
Tujuan saja belum cukup. karena tahu tujuan, berarti anda punya peta. tapi anda belum tahu cara menuju ke bagian harta karunnya. maka di sini anda perlu fasilitator yang berkualitas, untuk membuatkan anda konsep tentang Outbound yang akan dilakukan. detailnya, dan bagaimana Outbound bisa mencapai tujuannya.

Jika anda adalah fasilitator yang membuat konsep, dan nantinya akan memandu. Buatlah konsep yang tepat dari tujuan dan nedd assesment yang ada. misal anda akan meng-outbound 150 anak SMP kelas 1, yang tujuannya adalah untuk membuat anak-anak sadar sosial. anda bisa membuat konsep outbound dengan menentukan outbound di pedesaan dan dekat warga, dan anda pilihkan game yang interaksional.
itu contoh saja. Anda bisa saja lebih kreatif, lebih inovatif, dan lebih agresif.

No.Problem.. yang penting anda paham apa tujuannya dan anda dapat memberikan outbound yang tepat

EXPERIENCES PESERTA !!
ini tidak boleh anda lupakan.. apa itu..
(saya akan tulis penjelasannya dalam artikel khusus, tunggu ya...)

DEBRIEF !!
(ini juga, saya akan tulis penjelasannya dalam artikel khusus, tunggu ya...)




apakah cukup 4 itu,..?
saya katakan belum..
Situasi, Kondisi, Kemampuan Trainer, Kerjasama dari Peserta, Latar Belakang Peserta, Cara, Tempat, dan lain sebagainya sangat berpengaruh.. Jadi kita harus mempelajari semuanya

Maka saya katakan, Outbound itu Seni. Seni komunikasi, seni memimpin, seni mengajar, seni mempengaruhi, seni mencipta, dan seni lainnya. Kita harus belajar dan paham untuk mempelajari seni melakukannya. untuk mempelajari itu, silakan baca bagian Outbound di header. 

Karena seni, maka belajar lah terus, agar kemampuan anda meningkat. 
Blog ini semoga sedikit banyak dapat memfasilitasi anda untuk belajar tentang training..

silakan komentar,
atau anda bisa sms saya di 083869683993

baca lainnya:

Semua Suka Bermain 2# Bagaimana Permainan Mendongkrak Kemampuan Menerima dalam Pembelajaran

Semua Suka Bermain 3#, Menciptakan Bermain yang membuat mereka Belajar 

Semua Suka Bermain 4#, Outbound "Media Belajar atau Pendamping Belajar??

1 comments:

Semua Suka Bermain 4#, Outbound "Media Belajar atau Pendamping Belajar??

Hampir setiap orang memiliki pengalaman berada dalam aktivitas Outbound. Bahkan beberapa sekolah dasar, memiliki jadwal khusus di setiap tahunnya untuk bersama-sama muridnya melakukan Outbound. Begitu juga para siswa sekolah menengah, bahkan hampir pasti Outbound dalam setiap sesi organisasi nya. misal Osis mengadakan acara Training Kepemimpinan. tidak tertinggal pula, guru tidak mau kalah. Demikian juga organisasi, baik sosial maupun organisasi yang berorientasi pada profit. Selalu ada saja jadwal Outbound. entah itu sekedar main-main dan refreshing, atau dalam rangka Upgrading dan Training.

Namun, banyak pihak yang masih menilai dan mengira, bahwa Outbound adalah kegiatan yang sekedar memfasilitasi untuk bersenang-senang dan refreshing. terutama dalam sebuah Training panjang, yang menghabiskan waktu 2 hari, 3 hari, atau bahkan lebih.

Para peserta banyak menilai bahwa Outbound ini, hanya sebagai kegiatan tambahan agar mereka tidak stress. TAPI, apakah benar seperti itu.

Benarkah Outbound
hanya aktivitas tambahan
hanya media bergembira
hanya memfasilitasi permainan
hanya menciptakan keakraban
hanya kudapan di pagi hari
hanya kegiatan fisik
hanya pelengkap dari training ruangan
hanya tambahan dari kegiatan lainnya

Harus saya katakan,
bahwa itu tidak salah, namun terlalu cepat jika mengatakan itu hanya media bersenang-senang, apalagi hanya kegiatan tambahan..

Para pelaksana training di perusahaan, para guru yang mengajak anak didiknya outbound, para mahasiswa yang memasukkan jadwal outbound dalam jadwal kegiatannya, dan semua saja yang berminat ber-Outbound.. Perlu di pahami bahwa OUTBOUND itu justru agenda penting nya, dan media efektif dalam training.

maka tidak heran jika banyak tempat Outbound yang menawarkan pelatihan kepada perusahaan-perusahaan, dan disambut baik oleh para eksekutif.
Outbound dapat dimanfaatkan untuk training Leadership, trainining Karakter, training Team Building, dan training lainnya.

Justru inilah HEBATNYA OUTBOUND TRAINING. ia menjadi media yang menyenangkan dalam belajar. Keuntungan 1# peserta senang dengan kegiatan, dan yang ke-2# Peserta juga sekaligus dalam posisi dan kegiatan untuk belajar tentang sesuatu.

Siapa kira, dari kegiatan Outbound membajak sawah dengan para petani, para siswa SD banyak yang memahami pelajaran lingkungan dan biologinya, bahkan IPS (sosial) nya. Siapa kira, banyak sifat karyawan yang berubah jadi lebih baik, jadi lebih loyal, jadi lebih sopan, jadi lebih disiplin setelah mengikuti serangkaian kegiatan Outbound. Siapa sangka, ada Mahasiswa yang motivasinya untuk sukses melejit, setelah difasilitasi dengan Outbound. Siapa mengira, guru jadi lebih empati pada muridnya dan lebih asyik mengajar, setelah Outbound bersama guru lainnya.

Dan ini nyata adanya..
Outbound itu adalah TRAINING. sebuah bentuk training Outdoor. bedanya dengan training ruangan adalah TEMPATnya dan CARA menyampaikannya.

Memang, untuk mencapai satu tujuan (misal untuk menjadikan karyawan lebih peka terhadap pelanggan), perlu adanya konsep Outbound yang JELAS. dan proses yang BENAR.

untuk hal ini dan tahu lebih jauh, silakan baca volume 5#.. tentang "Bagaimana Oubound menjadi Media Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan" (buka di sini)

maka saran saya.. setelah anda mengetahui bahwa Outbound merupakan media pembelajaran yang kuat, anda sekarang mulai memilih, Fasilitator Outbound mana yang berkualitas untuk menunjang tujuan Anda.

Agar dana yang dikeluarkan oleh perusahaan, organsasi, atau perseorangan tidak sia-sia..

Tentu saya setuju, jika memang ada orang atau sekelompok orang yang memang sengaja melakukan Outbound untuk bersenang-senang. Tapi saya ingin sampaikan bahwa ada sisi keuntungan lain dari OUTBOUND. yaitu ilmu dari pembelajaran yang menyenangkan..

JADI SUDAHKAN ANDA DAPAT MENJAWAB JUDUL DI ATAS..

silakan komentar-nya

1 comments:

September 20, 2012

Semua Suka Bermain 3#, Menciptakan Bermain yang membuat mereka Belajar

Tidak terasa sudah pada artikel vol.3#. saya akan senang sekali jika anda ingin berdiskusi untuk hal ini. karena keterbatasan saya, barang kali artikel ini masih kurang intensif dalam mendeskripsikan beberapa hal.
Di volume yang ke 3# ini, sesuai janji saya, saya akan membahas tentang syarat dan ketentuan, kegiatan bermain dapat menjadi media yang luar biasa untuk belajar. Sekali lagi saya tegaskan, bagi semua orang.. mau yang anak bisa, mau yang mas mbak bisa, mau yang bapak ibu bisa, begitu juga untuk kakek nenek juga pasti bisa.

Pilih Permainan yang memiliki hubungan dengan bahan Ajar
Apapun yang ingin anda ajarkan pada orang lain, dapat anda berikan melalui aktivitas permainan. Saya luruskan bahwa yang namanya bermain bukan cuma di lapangan (lari-lari, tangkap-tangkapan), tidak hanya yang menggunakan alat alias tanpa alat pun bisa, dan  bukan sekedar bercanda-canda an. Jadi permainan bisa juga kadang serius. Seperti orang bermain catur bisa jadi serius.
Mau permainan yang serius atau happy & fun, itu tergantung dari permainan apa. Nah permainan apa yang kita berikan itu tergantung pelajaran apa yang mau kita sampaikan. Misal, seorang guru ingin mengajarkan anak tentang organ tubuh pada manusia. Bisa menggunakan permainan role play human body. Jadi setiap anak akan didaulat menjadi salah satu bagian tubuh manusia (entah jadi usus, lambung, jantung, atau otak). Lalu satu kelas akan bermain peran, berpura-pura menjadi organ tubuh tertentu. Anak-anak bisa diminta untuk membuat formasi tubuh manusia. Dan diminta memperkenalkan diri beserta apa fungsi dia ada di sana. Ini sekedar contoh. Dan contoh ini akan berbeda jika saya memberikan pengandaian seorang trainer ingin mengajarkan tentang leadership pada sekelompok orang melalui permainan. Permainan yang muncul dari pelajaran tentang leadership ini bisa saja dengan Bakiak kelompok, atau lainnya. Beda lagi pula jika pelajaran yang ingin disampaikan itu adalah kedisiplinan.
Anda juga bisa menggunakan video game sebagai media belajar. Bukankah saat ini sudah banyak bertebaran game-game edukasi. Intinya, mau itu game indoor, game lapangan, atau video game sekalipun, anda harus menyesuaikan jenis game yang akan anda mainkan dengan pelajaran apa yang akan anda berikan. Dan ini akan menjadi tantangan bagi anda. Karena  anda harus memahami pelajaran yang akan anda berikan, namun sekaligus menterjemahkannya dalam bentuk game. Tantangan yang menarik ya..
Jadi, Beda sakit beda obatnya, beda pelajaran beda permaian. OK..
(untuk yang ini, semoga saya berkesempatan untuk menulis bagaimana mendesign permainan yang sesuai, mohon doanya ya..)

Perserta seharusnya Here &Now serta Terlibat Aktif
Ini bagian penting lainnya, dari pihak peserta. Peserta sudah seharusnya menyadari bahwa mereka akan bermain untuk belajar sesuatu. Kalau bermain untuk fun saja, semoga tanpa diberi tahu mereka sudah tahu, bahwa mereka akan nge-fun. Bermain itu fun !! itu sih bukannya sudah menjadi bagian dari manusia. Tapi kalau bermain itu belajar, belum semua nyantol dengan itu. Jadi pastikan bahwa peserta tahu bahwa mereka akan belajar, sehingga pikiran dan raga nya akan sepenuh hati untuk melakukan aktivitas yang anda buat. Ini yang disebut here & now. Yap, dalam bahasa Indonesia di sini dan sekarang. Artinya, peserta dituntut untuk menyadari aktivitas yang dilakukan dan dengan sepenuh jiwa raga.
Karena ada orang yang kelihatannya di dalam kelas memperhatikan dosen, atau dalam seminar memperhatikan pembicara, TAPI ternyata pikirannya ada di tempat lain. Missal malah mikir anak, mikir kerjaan, mikir jemuran, mikir utang, mikir macam-macam lah.. Jadi yang seperti ini wajib dan harus dihindari, mengapa…….?
Karena akan menyebabkan peserta tidak responsif terhadap permainan. Dan tidak fokus untuk menerima pelajaran dari permainan.

Trainer ataupun Guru dituntut mampu membawakan dengan baik
Trainer atau Guru atau siapa saja yang membawakan permainan, harus mampu membuat permainan bermakna bagi peserta. Bermakna berarti mampu dicerna tujuan dan ilmu yang ada dibalik permainan yang dilakukan. Aktivitas permainan, hanya akan menjadi sebuah aktivitas belaka yang hanya menciptakan suasana senang, namun sama sekali tidak berisi ilmu. Padahal, Trainer di tuntut untuk mampu membuat permainan menjaid syarat akan ilmu atau makna dari pelajaran yang ingin disampaikan. Baik tersurat dalam permainan ataupun tersirat.

Peserta Senang, Trainer Senang, Penyampaian juga menyenangkan
Agar mampu secara efektif menciptakan penerimaan yang baik dari peserta. Keseluruhan proses harus dijaga dengan baik. Terutama emosi dari peserta. Trainer harus cerdas dalam membaca situasi dan emosi peserta, sehingga emosi peserta tetap berada dalam posisi positif. Karena emosi positif inilah yang menyebabkan peserta memiliki kemampuan baik dalam menyerap ilmu yang diberikan oleh trainer. Sama sekali tidak bijak, jika peserta sudah tampak sangat kelelahan dan terus dipaksa. Karena justru akan menurunkan minat peserta untuk belajar. Jadi sadari kondisi, situasi, dan emosi peserta, agar pembelajaran melalui permainan ini menjadi efektif.

0 comments:

Semua Suka Bermain 2# Bagaimana Permainan Mendongkrak Kemampuan Menerima dalam Pembelajaran

Berarti dalam artikel vol.2 ini, kita sudah setuju ya.. bahwa bermain diSUKAi semua orang. Baik anak-anak sampai yang sudah kakek nenek. Saya pernah mengisi kegiatan outdoor game untuk peserta usia di atas 50 tahun. Dan wow.. sungguh-sungguh terjadi, para kakek nenek tertawa seperti kembali muda. Ada yang awalnya jalan selalu pelan, tiba-tiba pas kegiatan tersebut, beliau bisa lari kesana kemari. Ya meski kecepatan lari ala nenek-nenek, tapi wajahnya mengungkapkan rasa puas dan senang yang luar biasa. Jarang kan, kita melihat kakek-nenek tertawa terpingkal-pingkal dan bereaksi seperti anak-anak. Kenyataannya, begitulah ketika beliau-beliau mendapat kesempatan untuk ditantang dengan permainan-permainan tertentu.
Nah, semakin jelas.. kalau yang kakek nenek saja masih senang bukan main, ketika bermain.. apalagi yang belum kakek-nenek.. pun anda yang berumur 30-50 tahun, juga pasti senang. Kecuali anda sedang berusaha mengelak karena malu pada status anda yang sudah bapak, atau status anda yang seorang pimpinan. Tapi apapun status anda, siapapun anda, dan di mana pun anda berada,, kita simpulkan satu hal.. Bahwa anda semua, dan semua orang suka bermain.

Pada dasarnya, ketika siapa saja mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang disukai, maka ia akan merasa senang. Ada orang yang suka memancing, ketika memancing.. itu orang pasti puas, apalagi kalau dapat ikan (senangnya pasti luar biasa). Ada yang suka melihat sepak bola, ada yang suka catur, ada yang suka wisata kuliner, ada yang suka nonton bareng, ada yang suka makan bareng, ada yang suka tidur bareng (uppsss… jangan negative dulu), atau suka mandi bareng (hehehe.. jangan negative juga. Kalau mandi-in anak nya kan bisa aja. atau mandi sama istri kan boleh –Dah jangan dibayangin- eh malah kebayang-bayang kan, hehehe).

Intinya, kalau tuh orang-orang pada melakukan aktivitas yang jadi kesenengan pastilah bawaannya seneng (dengan syarat aktivitasnya lancar jaya…).

Nah, kalau bermain adalah kegiatan yang disukai sama semua orang, tentu pastilah semua orang akan senang jika melakukan aktivitas yang namanya BERMAIN.. sederhana bukan.. tapi yang sederhana ini nantinya akan jadi penting.

Para psikolog meyakini, bahwa perasaan senang merupakan emosi positif dalam diri manusia. Saya pikir bukan cuma psikolog yang meyakini, tapi semua orang juga setuju dengan hal itu. Emosi positif ternyata diyakini mampu meningkatkan daya terima seseorang dalam belajar. Silakan bandingkan sendiri, anda lebih mudah menerima informasi ketika stress atau ketika senang. Tentu lebih gambang ketika senang bukan..
Terbukti kan, kalau senang memudahkan kita untuk menerima informasi. Pola berpikirnya sudah anda dapatkan bukan. “Emosi positif menyebabkan orang mudah dalam mempelajari sesuatu. Dan Bermain membuat orang senang (senang=emosi positif). Sehingga = Bermain adalah media yang menyebabkan orang mudah belajar”. Namun, tentu ada syarat dan ketentuan yang berlaku agar rumus ini berdampak. Dan syarat-syarat tersebut akan kita bahas pada artikel vol. 3#.

Tentu yang saya maksudkan belajar bukan sekedar belajar formal, atau di dalam kelas. Namun belajar lainnya juga, seperti belajar tentang karakter, leadership, organisasi dan lain sebagainya. Bagi para siswa, bagi para karyawan dan staff, bagi mahasiswa, bagi dosen, guru, pegawai negeri, anggota parpol, pengurus organisasi, dan bagi siapapun.

Karena blog ini berisi tentang ilmu outbound dan training, saya ingin mengatakan bahwa perasaan senang ini menjadi salah satu dari beberapa kelebihan dalam pembelajaran lapangan (baca:outdoor activities). Bagaimana itu bisa terjadi, ulasannya ada dalam artikel berikut ini, di artikel vol.4#

0 comments:

Semua Suka Bermain 1#, Permainan sebagai sebuah Sarana dan Media Pembelajaran

Belajar !! tentu semua setuju, bahwa belajar dapat dilakukan dimana saja. bahkan ada ungkapan bermain sambil belajar. yang menggambarkan bahwa ternyata dari bermain seseorang bisa belajar. Banyak orang mengira bahwa ungkapan yang demikian itu hanya tepat diberikan untuk anak-anak. Memang ya.. kita setuju bahwa masa kanak-kanak adalah masa bermain.
tapi apakah ada larangan bagi orang dewasa untuk bermain. toh, banyak orang dewasa yang masih suka bermain. entah itu olah raga yang sifatnya permainan (catur, tenis, badminton, futsal, dll) atau sekedar permainan refreshing, bahkan tidak jarang terlihat orang-orang dewasa masih senang berkejaran dan berlarian dengan teman-temannya. (tentu saja termasuk anda). Sebenarnya ini bukti sederhana bahwa manusia itu adalah makhluk yang suka bermain. dari masa anak-anak hingga orang tua, pasti dijamin senang diajak bermain.


Dengan kata lain, bermain itu adalah bagian dari perkembangan kita seumur hidup. anda akan suka permainan atau sekedar candaan setua apapun anda. Kalau anda melihat ada orang yang terlihat acuh pada permainan, bisa jadi anda salah. barangkali ia hanya sedang menjaga image-nya. agar terlihat terhormat, barangkali karena status usia atau jabatan.

tapi saya telah berkali-kali membuktikan, orang semacam ini ketika sudah disuguhi berbagai tantangan dan game dalam outbound, girangnya bukan main. bahkan mereka lupa tentang jabatan, usia, dan lainnya, malah hebatnya lebih ceria dan kanak-kanak daripada anak-anak sungguhan. bahkan beberapa ada yang berusaha berkarakter menjadi anak-anak. Seakan, outbound menjadi pelampiasan hasrat kekanak-kanakan yang mungkin telah lama terpendam. menjadikan outbound sarana yang baik dan tidak memalukan.

So, kesimpulannya adalah semua orang senang bermain. dan bermain bisa menjadi pendekatan yang baik untuk kehidupan sosial, budaya bahkan ekonomi, hukum.. dan lebih hebat lagi dari bermain sendiri (baik anak atau orang tua) mampu memberikan pendidikan moral.. wow.. apa tidak hebat itu.
efek belajar melalui bermain akan dapat terbentuk baik pada anak maupun orang dewasa. masalah utamanya adalah, tergantung apa yang dimainkan, untuk tujuan apa, dan bagaimana mengelola nya agar memberikan efek belajar.

di artikel selanjutnya saya akan membahas secara detail dan sedikit kajian ilmiah tentang hebatnya belajar melalui bermain bagi semua umur..
nanti kita akan lihat betapa hebatnya outbound (atau sekedar game indoor) bisa menjadi sarana belajar yang luar biasa dan memberikan dampak yang cepat dan dalam bagi anak-anak, remaja, maupun anak-anak.

Artikel Lanjutan :

Semua Suka Bermain 2# Bagaimana Permainan Mendongkrak Kemampuan Menerima dalam Pembelajaran

Semua Suka Bermain 3#, Menciptakan Bermain yang membuat mereka Belajar 

Semua Suka Bermain 4#, Outbound "Media Belajar atau Pendamping Belajar??

Semua Suka Bermain 5#, Bagaimana Oubound menjadi Media Pembelajaran yang Efektif dan Menyenangkan

 

0 comments:

Siapa Nggak Kenal Outbound ??

Hampir semua orang mengenal OUTBOUND. ketika dilemparkan kata yang satu ini dan di tanya "Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata OUTBOUND.., pasti yang terbesit adalah hal-hal di lapangan. apa kira-kira? bisa lari-lari, aneka permainan, atau barangkali lumpur, basah, dan lelah, ataupun menyenangkan.

demikianlah Outbound telah menjadi sebuah simbol aktivitas outdoor yang bisa jadi favorit semua orang. tidak hanya favorit, dan bahkan erat kaitannya dengan hal-hal yang menyenangkan. hampir tidak ada yang tidak suka ketika diajak Outbound. bagaimana dengan Anda? Bagaimana nih, jika anda saat ini diajak untuk ikut Rafting, atau diajak Rappeling, dan pasti pula anda tidak akan menolak jika diajak bermain Paintball bukan (apalagi kalau GRATIS). (pertanyaannya siapa yang mau ngajak anda? hahaha,, bercanda ya..)

hampir semua setuju, (dan sepertinya termasuk anda) bahwa outbound adalah adalah aktivitas penuh keceriaan dan kesenangan. Inilah gambaran Outbound. barangkali anda yang merupakan owner perusahaan, atau bagian HRD akan sangat tertarik dengan outbound sebagai bentuk pengakraban karyawan, atau sebagai media pembelajaran dan pembentukan team building, tentu saja dalam suasana menyenangkan.
 
kalau bicara outbound sih,, memang sebenarnya banyak sekali yang bisa dibicarakan. apalagi bicara manfaat.. terlalu panjang daftar yang harus dirinci kalau ingin mengurutkan manfaat dari outbound. selain kegiatan yang satu ini punya segudang manfaat, outbound juga merupakan aktivitas yang bisa dilakukan oleh semua orang, semua umur, semua golongan, dan semuanya saja (tidak pilih-pilih). tapi barangkali kecuali bayi yang baru lahir ya.. hehehe..
 
Intinya, jika di rangkum maka dapat disebutkan bahwa yang namanya outbound itu, merupakan aktivitas yanga MENYENANGKAN, penuh MANFAAT, dan FLEKSIBEL untuk user-nya.
Nah, tapi ini belum selesai.. outbound bukan sekedar main yang ekstra keras dan mahal.. ada permainan-permainan yang sederhana namun syarat akan makna.. wow.. seperti apa itu..
 
maka tulisan dalam blog ini hadir untuk memperkenalkan kepada anda yang belum kenal dengan Outbound dan Training. untuk menambah wawasan tentang Outbound dan Training, bagi siapa saja. apa saja JENIS-JENISnya, bagaimana MELAKUKANNYA, bagaimana MEMANFAATKANNYA untuk diri sendiri, orang lain, organisasi, perusahaan anda. tentu saja blog ini ada, untuk membantu anda  mendalami dan memanfaatkan Outbound dan Training, tentu saja bagi diri sendiri, kelurga, organisasi, perusahaan, sekolah, siswa, atau bagi siapa dan apa saja.
 
Terlalu banyak yang harus diketahui, So.. mari kita mulai sekarang.. Saat nya belajar dan memanfaatkan.
 
SEMOGA BERMANFAAT BAGI ANDA
terakhir.. hari gini belum kenal Outbound... Apa kata Dunia...

salam
 
Erfan Ariyaputra
(trainer & motivator)
rfanzeroc@gmail.com

0 comments:

Blogger Template by Clairvo