![]() |
Jumlah yang
cukup banyak ya.. namun jika jam demi jam, setiap hari kita kumpulkan dan disiplin terus kita berlatih, nanti kita lama-lama juga akan mencapai 10.000 jam. Hitung saja
sehari kita berlatih 4-5 jam. Maka dalam waktu lebih kurang 6 tahun kita akan
menjadi professional di bidang yang kita geluti. Termasuk ini kegiatan yang
bernama Outbound. Semakin kita latih semakin ahli saja kita menjadi Trainer.
Kali ini
saya ingin membongkar sisi teknis dari Outbound dan Training. Sisi teknis tentu
tidak lepas dari sisi teori, jadi teori jangan lupa juga. Karena teori dan
teknis hubungannya adalah saling mendukung. Yap, kali ini kita akan belajar
bagaimana sebuah training dibuat hingga di evaluasi.
Ini adalah
proses para Trainer mengkreasikan Training atau Outbound yang mereka lakukan.
Mereka menyebutnya sebagai 4D.
Tenang…
Saya akan
jelaskan satu-per satu..
Namun untuk
lebih detailnya, anda bisa melihat satu per satu artikel yang membahas tentang
hal tersebut.
Ini dia
penjelesan tentang 4D, langkah membangun
Training dan Outbound
# DIAGNOSE
Anda tentu
bisa meraba apa arti dari singkatan ‘D’ yang pertama ini. Kalau dalam bahasa
kedokteran, kita biasa mendengar diagnosis. “dokter mendiagnosa penyakit di
perut” atau “dokter mendiagnosa ada kelainan di…”
Diagnosa secara
mudah mungkin bisa diartikan pemeriksaan. Jadi tidak sekedar diperkirakan karena
sudah ada pemeriksaan. Coba anda ke dokter, menyatakan keluhan sakit perut, dan
dokter nya langsung bilang mungkin anda sakit ginjal.. Lantas apa anda percaya
begitu saja, lha wong belum ada pemeriksaan. Anda malah mungkin akan mengatakan
“ah… mana mungkin Dok..”.
Coba
perhatikan urutannya. Ada keluhan, lalu dokter memeriksa (diagnose), dokter
menyampaikan hasil.
Urutan ini
menggambarkan pula jika diterapkan dalam Training.
Jadi, untuk
memberikan Training, perlu ada diagnosa pada klien yang akan kita beri Training
atau Outbound. Agar kita tahu, apa mau klien, bagaimana kondisi peserta, apa
tujuan klien, apa permasalahan yang dialami klien sehingga mengadakan Training.
Kita mengadakan diagnosa juga supaya tahu latar belakang peserta, kondisi mereka,
jumlah, dan lain sebagainya.
Untuk mempelajari lebih jauh tentang
Diagnose, buka artikel berikut (klik di sini)
Setelah didiagnosa,
selanjutnya adalah langkah super penting dalam Training.
Anda tahu?
Ya benar, ..
Mendesain alias membuat konsep Training atau Outbound. Inilah seni kedua dari
Training. Trainer harus mampu membahasakan hasil diagnosa ke dalam bentuk
konsep kegiatan. Bagaimana tujuan training dari diagnosa, dapat dicapaikan
melalui training.
Bagaimana latar
belakang peserta tertentu harus dapat di fasilitasi. Bagaimana suatu
permasalahan yang dihadapi klien dapat dituntaskan melalui Outbound atau
training ini..
Tampak
berat..?
Ya.. (beberapa Trainer ahli bahkan memerlukan 12
jam membuat konsep, untuk mengisi 3-4 jam saja. Apalagi untuk 2-3 hari atau
bahkan 1-2 pekan)
Memang ini
adalah proses super penting. Seakan ini menjadi langkah mengatur strategi sebelum
bertanding. Strategi yang salah dapat menyebabkan gagal dan kekalahan. Maka
anda akan memulai keberhasilan Outbound atau Training dari konsep anda. Training
dengan Film, dengan ceramah, diskusi, atau Outbound dengan Game 1, 2, 3, dengan
rule a, b, s. Anda akan harus membuat rencana dan gambaran yang tepat dan
seusai.
Bisa dikatakan
porosnya di sini. Diagnosa bisa benar,
tapi kalau Design nya salah, selanjutnya akan salah. Outbound atau training
bisa berjalan baik, tapi kalau design nya salah, mana bisa menghasilkan tujuan
yang diharapkan. Diagnosa memberi anda komposisi, dan Design menantang anda
untuk mengatur komposisi agar sebuah roti yang baik dapat tercipta. Kalau pengaturan
komposisi salah bisa jadi bukan roti yang terbuat, tapi adonan rusak.
Untuk tahu lebih dalam tentang Design, buka
artikel berikut (klik di sini)
Sudah
tercipta konsep, seni selanjutnya.. adalah menyampaikan Outbound atau Training.
Lagi-lagi masalah membahasakan. Kali ini anda ditantang untuk membahasakan
konsep ke dalam aktifitas lapangan yang bersifat fisik. Ingat, Design itu ada
di atas kertas, atas hasil pemikiran dan diskusi. Dengan kata lain design itu
TEORI. Sedang deliver, kita berbicara TEKNIS di lapangan.
Kita berbicara
bagaimana melakukan instalasi, bagaimana membuat peserta tertarik, dan
bagaimana menyampaikan Outbound atau Training dengan menarik.
Skill lain
dari Outbound. Jadi memang kita sedang berbicara multiple skill. Skill
mendiagnosa, mendesain, dan seni menyampaikan. Komunikasi, empati, dan berbagai
skill diperlukan dalam proses deliver ini. Wow..
Jadi jika ingin mengetahui lebih jauh
tentang Deliver (cek di sini)
Ini colling down nya.. tapi tetap menjadi
proses penting. “determine” yaitu melakukan evaluasi dari Outbound yang telah
anda lakukan. Evaluasi tentu penting, karena akan memberikan masukan lebih atau
kekurangan dari pelaksanaan. Jadi bisa diperbaiki lagi untuk yang akan datang.
Tapi
evaluasi tidak sesederhana ini juga. Evaluasi hasil peserta, apakah tujuan
tercapai. Tentang ekspektasi peserta, tentang perubahan dari diri peserta. Bahkan
ada perhitungan khusus tentang sejauh apa keuntungan klien dari Training yang
diberikan.
Cari di
search engine tentang ROI (Return of
Investment), tentang konversi hasil training ke bentuk uang.
Jadi selain
evaluasi Internal, juga ada evaluasi eksternal kepada klien.
Karena
kesuksesan training ditentukan pada DAMPAK apa yang dihasilkan dari Training,
bukan sekedar pelaksanaan.. Ok
Untuk lebih
tahu tentang evaluasi (anda bisa lihat di sini)
Itu tadi
langkah-langkah dasar membangun Outbound atau Training..
Dan penting
untuk dipahami, dan karena dasar ada berbagai skill pengembangan yang perlu
dimiliki. Dan kita akan belajar secara lebih detail tentang 4D.
0 comments: