Tidak terasa sudah pada artikel vol.3#. saya akan senang sekali jika
anda ingin berdiskusi untuk hal ini. karena keterbatasan saya, barang
kali artikel ini masih kurang intensif dalam mendeskripsikan beberapa
hal.
Di volume yang ke 3# ini, sesuai janji saya, saya akan membahas
tentang syarat dan ketentuan, kegiatan bermain dapat menjadi media yang
luar biasa untuk belajar. Sekali lagi saya tegaskan, bagi semua orang..
mau yang anak bisa, mau yang mas mbak bisa, mau yang bapak ibu bisa,
begitu juga untuk kakek nenek juga pasti bisa.
Pilih Permainan yang memiliki hubungan dengan bahan Ajar
Apapun yang ingin anda ajarkan pada orang lain, dapat anda berikan
melalui aktivitas permainan. Saya luruskan bahwa yang namanya bermain
bukan cuma di lapangan (lari-lari, tangkap-tangkapan), tidak hanya yang menggunakan alat alias tanpa alat pun bisa, dan bukan sekedar bercanda-canda an. Jadi permainan bisa juga kadang serius. Seperti orang bermain catur bisa jadi serius.
Mau permainan yang serius atau happy & fun,
itu tergantung dari permainan apa. Nah permainan apa yang kita berikan
itu tergantung pelajaran apa yang mau kita sampaikan. Misal, seorang
guru ingin mengajarkan anak tentang organ tubuh pada manusia. Bisa
menggunakan permainan role play human body. Jadi setiap anak
akan didaulat menjadi salah satu bagian tubuh manusia (entah jadi usus,
lambung, jantung, atau otak). Lalu satu kelas akan bermain peran,
berpura-pura menjadi organ tubuh tertentu. Anak-anak bisa diminta untuk
membuat formasi tubuh manusia. Dan diminta memperkenalkan diri beserta
apa fungsi dia ada di
sana. Ini sekedar contoh. Dan contoh ini akan berbeda jika saya
memberikan pengandaian seorang trainer ingin mengajarkan tentang
leadership pada sekelompok orang melalui permainan. Permainan yang
muncul dari pelajaran tentang leadership ini bisa saja dengan Bakiak
kelompok, atau lainnya. Beda lagi pula jika pelajaran yang ingin
disampaikan itu adalah kedisiplinan.
Anda juga bisa menggunakan video game sebagai media belajar. Bukankah
saat ini sudah banyak bertebaran game-game edukasi. Intinya, mau itu
game indoor, game lapangan, atau video game sekalipun, anda harus
menyesuaikan jenis game yang akan anda mainkan dengan pelajaran apa yang
akan anda berikan. Dan ini akan menjadi tantangan bagi anda. Karena
anda harus memahami pelajaran yang akan anda berikan, namun sekaligus
menterjemahkannya dalam bentuk game. Tantangan yang menarik ya..
Jadi, Beda sakit beda obatnya, beda pelajaran beda permaian. OK..
(untuk yang ini, semoga saya berkesempatan untuk menulis bagaimana mendesign permainan yang sesuai, mohon doanya ya..)
Perserta seharusnya Here &Now serta Terlibat Aktif
Ini bagian penting lainnya, dari pihak peserta. Peserta sudah
seharusnya menyadari bahwa mereka akan bermain untuk belajar sesuatu.
Kalau bermain untuk fun saja, semoga tanpa diberi tahu mereka sudah tahu, bahwa mereka akan nge-fun. Bermain itu fun !! itu sih
bukannya sudah menjadi bagian dari manusia. Tapi kalau bermain itu belajar,
belum semua nyantol dengan itu. Jadi pastikan bahwa peserta tahu bahwa
mereka akan belajar, sehingga pikiran dan raga nya akan sepenuh hati
untuk melakukan aktivitas yang anda buat. Ini yang disebut here & now. Yap, dalam bahasa Indonesia di sini dan sekarang. Artinya, peserta dituntut untuk menyadari aktivitas yang dilakukan dan dengan sepenuh jiwa raga.
Karena ada orang yang kelihatannya di dalam kelas memperhatikan
dosen, atau dalam seminar memperhatikan pembicara, TAPI ternyata
pikirannya ada di tempat lain. Missal malah mikir anak, mikir kerjaan,
mikir jemuran, mikir utang, mikir macam-macam lah.. Jadi yang seperti
ini wajib dan harus dihindari, mengapa…….?
Karena akan menyebabkan peserta tidak responsif terhadap permainan. Dan tidak fokus untuk menerima pelajaran dari permainan.
Trainer ataupun Guru dituntut mampu membawakan dengan baik
Trainer atau Guru atau siapa saja yang membawakan permainan, harus
mampu membuat permainan bermakna bagi peserta. Bermakna berarti mampu
dicerna tujuan dan ilmu yang ada dibalik permainan yang dilakukan.
Aktivitas permainan, hanya akan menjadi sebuah aktivitas belaka yang
hanya menciptakan suasana senang, namun sama sekali tidak berisi ilmu.
Padahal, Trainer di tuntut untuk mampu membuat permainan menjaid syarat
akan ilmu atau makna dari pelajaran yang ingin disampaikan. Baik
tersurat dalam permainan ataupun tersirat.
Peserta Senang, Trainer Senang, Penyampaian juga menyenangkan
Agar mampu secara efektif menciptakan penerimaan yang baik dari
peserta. Keseluruhan proses harus dijaga dengan baik. Terutama emosi
dari peserta. Trainer harus cerdas dalam membaca situasi dan emosi peserta,
sehingga emosi peserta tetap berada dalam posisi positif. Karena emosi
positif inilah yang menyebabkan peserta memiliki kemampuan baik dalam
menyerap ilmu yang diberikan oleh trainer. Sama sekali tidak bijak, jika
peserta sudah tampak sangat kelelahan dan terus dipaksa. Karena justru
akan menurunkan minat peserta untuk belajar. Jadi sadari kondisi,
situasi, dan emosi peserta, agar pembelajaran melalui permainan ini
menjadi efektif.
September 20, 2012
Semua Suka Bermain 3#, Menciptakan Bermain yang membuat mereka Belajar
Posted by erfan ariyaputra at 5:45 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments: